Kantor MedcoJAKARTA – PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), perusahaan minyak dan gas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, membukukan pendapatan US$210,3 juta pada kuartal I 2017, naik 60,7% dibanding periode yang sama 2016. Kenaikan pendapatan ditopang kenaikan harga minyak dan gas masing-masing sebesar 68,6% dan 33,3%.

Seiring kenaikan pendapatan, Medco juga membukukan laba bersih dari operasi sebesar US$43,1 juta, melonjak 322% dibanding kuartal I 2016 sebesar US$10,2 juta.

Biaya tunai (cash cost) masih terus menjadi fokus utama Medco pada kuartal I 2017. Perseroan mencatat cash cost sebesar US$8.07 per barrel oil equivalent (BOE) dibanding periode yang sama 2016 sebesar US$8.8 per BOE. Biaya tersebut sesuai dengan komitmen perusahaan untuk tetap menjadi cash cost dibawah US$10 per BOE hingga 2020.

“Sekarang kita dapat melihat dampak akuisisi tahun lalu secara menyeluruh dan upaya manajemen untuk meningkatkan produksi dengan tetap mempertahankan biaya-biaya operasi,” kata Roberto Lorato, Chief Executive Officer Medco Energi.

Lorato mengatakan Medco akan tetap meneruskan optimalisasi operasi dan segera menyelesaikan pembangunan proyek gas Blok A Aceh yang kompleks sesuai jadwal dan anggaran.

Kinerja keuangan Medco ditopang positifnya kinerja operasional pada tiga bulan pertama 2017. Volume produksi minyak dan gas sebesar 41,7% menjadi 91,4 MBOEPD pada kuartal I 2017 dibanding periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan volume produksi ditopang tingginya penjualan gas dari lapangan Senoro dan kontribusi penuh Lapangan Blok B Laut Natuna Selatan yang diakuisisi sebanyak 40% pada akhir kuartal IV 2016.

Medco juga telah menandatangani perjanjian pembiayaan fasilitas proyek Block A Aceh dengan tiga bank internasional untuk mendapatkan pendanaan penuh pembangunan Blok A Aceh. Proyek tersebut sesuai dengan jadwal dan anggaran yang telah direncanakan. Saat ini telah mencapai tahap pembangunan sebesar 48,9% dengan target produksi awal (first gas) yang dijadwalkan pada kuartal I 2018.(RA)