JAKARTA – Peningkatan volume penjualan emas, feronikel dan bijih nikel mendorong kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tumbuh positif. Antam melaporkan membukukan pendapatan Rp12,55 triliun pada 2017, naik 38% dibanding tahun sebelumnya yang meraih Rp9,11 triliun.

Aprilandi Hidayat Setia, Sekretaris Perusahaan Antam, mengungkapkan sepanjang 2017, Antam menjual bijih nikel sebesar 2.830.335 wet metric ton (wmt), terdiri dari 103.712 wmt bijih nikel kadar tinggi dan 2.726.623 wmt bijih nikel kadar rendah.

“Dari penjualan bijih nikel tersebut perseroan mencatat pendapatan sepanjang 2017 sebesar Rp1,32 triliun, melonjak 347% dibanding pendapatan dari penjualan bijih nikel pada periode 2016 yang tercatat sebesar Rp295 miliar,” ungkap Aprilandi dalam laporan kuartalan Antam yang dirilis, Senin (29/1).

Peningkatan pendapatan Antam yang juga anggota dari holding BUMN tambang dari penjualan bijih nikel merupakan hasil dari izin ekspor bijih nikel kadar rendah yang diberikan pemerintah.

Selain ekspor bijih nikel, Antam juga telah melakukan kegiatan pemurnian dengan mengolah bijih nikel menjadi produk feronikel. Sepanjang 2017, produksi feronikel Antam mencapai 21.762 ton nikel dalam feronikel (TNi) dan volume penjualan sebesar 21.813 TNi yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

Optimasi peralatan produksi pabrik FeNi III secara tepat waktu pada periode Maret 2017 ikut mendukung peningkatan produksi dan penjualan feronikel Antam.

Menurut Aprilandi, kenaikan volume produksi dan penjualan feronikel didukung dengan selesainya penggantian roof Electric Smelting Furnace (ESF)-3 dan optimasi peralatan produksi pabrik FeNi III secara tepat waktu pada periode Maret 2017.

“Hal ini juga sejalan dengan strategi perusahaan untuk mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualan seiring dengan momentum positif kenaikan harga nikel,” kata dia.

Penjualan feronikel sepanjang 2017 merupakan kontributor terbesar kedua dari total pendapatan unaudited Antam. Total kontribusi pendapatan Antam dari penjualan feronikel mencapai Rp3,17 triliun atau 25% dari total pendapatan, naik sebesar 14% dibanding 2016 sebesar Rp2,78 triliun.

Komoditi emas sejauh ini masih menjadi kontributor terbesar pendapatan dengan meraih Rp7,37 triliun atau 59% dari total pendapatan 2017.

Kenaikan pendapatan dari penjualan emas seiring dengan kenaikan volume penjualan emas menjadi 13.202 kg atau 424.454 ounce, naik 29% dibanding 2016 sebesar 10.227 kg atau 328.806 ounce.

Selain itu, Antam juga mendapatkan rekomendasi ekspor bijih bauksit tercuci sebesar 850 ribu wmt dan terealisasi 766.990 wmt. Total volume penjualan bijih bauksit Antam pada tahun lalu mencapai 838.069 wmt. Selain untuk ekspor, bijih bauksit Antam sebesar 71.079 wmt digunakan sebagai umpan pabrik CGA Tayan.(ES)