JAKARTA – Pemerintah telah  melakukan berbagai perubahan dari sisi regulasi untuk kembali merangsang investasi di sektor minyak dan gas. Namun pemerintah diminta tidak kebablasan terlibat dalam kegiatan operasi perusahaan karena itu bisa menjadi bomerang yang justru akan membuat gairah investasi justru menurun.

“Pemerintah mungkin bisa membiarkan operator untuk mengatur diri mereka sendiri, dengan kebebasan yang fleksibel untuk operator. Itu pasti akan banyak manfaat. Tapi balik lagi itu masalah kepercayaan,” kata Muhammad Zamri Jusoh, Vice President Malaysia Petroleum Management of Petronas di sela diskusi pada gelaran Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex 2018 di Jakarta Convention Center, Kamis (3/5).

Menurut Zamri, pada dasarnya potensi migas di Indonesia masih besar, hanya implementasi atau eksekusinya harus ditingkatkan. Salah satu kunci utama dalam optimalisasi sumber daya alam  adalah penataan regulasi.

Sektor migas di Indonesia sebelumnya merupakan rujukan bagi pengembangan sektor migas Malaysia. Namun tata kelola migas di Malaysia berevolusi dan berubah mengikuti perkembangan industri migas internasional.

“Malaysia belajar PSC dari Pertamina. Kami melihat contoh PSC Indonesia,  tapi sejalan dengan itu kami berevolusi sesuai dengan kebutuhan,” ungkap Zamri.

Dia menambahkan ada beberapa faktor untuk bisa mencapai kesuksesan dalam industri migas, yaitu rezim fiskal dan peran pemerintah melalui insentif dari pemerintah.

Franco Polo, Executive Vice President Asia Pacific Upstream of ENI mencontohkan salah satu fleksibilitas yang dilakukan ENI adalah saat harga minyak dunia sedang anjlok, perusahaan bisa menentukan sendiri langkah strategis untuk bisa survive, termasuk memprioritaskan proyek yang sedang dikerjakan. Jadi tidak bergantung pada targetan yang ditetapkan pemerintah.

“Dalam tiga tahun terakhir saat harga minyak turun banyak pemotongan anggaran. Kami juga melakukan perubahan di hulu dan hilir. Serta perubahan struktural. Kami juga lakukan hal beda untuk tingkatkan daya saing, kami tetap lakukan investasi untuk proyek utama. Jadi kami masih bisa bertahan,” kata Polo.(RI)