JAKARTA –  PT Pertamina (Persero) tetap menggandeng dua kontraktor eksisting untuk menjadi mitra mengelola blok habis kontrak (terminasi). PetroChina Internasional Java Ltd akan mendampingi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Tuban East Java menggarap blok Tuban dan Jadestone Energy menjadi mitra PHE Ogan Komering mengelola blok Ogan Komering.

Hal ini terungkap dalam paparan Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (4/4).

PetroChina dan Jadestone sebelumnya juga bermitra dengan Pertamina dalam payung Joint Operation Body (JOB) di kedua blok tersebut. Kontrak pengelolaan JOB di blok Tuban dan Ogan Komering telah berakhir pada 28 Februari 2018.

Untuk blok Sanga-Sanga, Pertamina Hulu Sanga Sanga bermitra dengan  PT Karunia Utama Perdana dan Opicoil Houston Inc. Serta di blok Offshore Southeast Sumatera (OSES), PHE OSES bermitra dengan PT GHJ SES Ltd.

Mitra Pertamina di Sanga Sanga dan OSES merupakan nama baru.  Di OSES, kontraktor sekaligus operator adalah CNOOC SES Ltd dan Sanga Sanga dikelola VICO Indonesia bersama PT Saka Energi Indonesia.

Djoko mengatakan kontrak baru blok terminasi akan menggunakan skema gross split. Para kontraktor pengelola, baik Pertamina dan partner tetap dikenakan kewajiban untuk memenuhi komitmen investasi.

Selain komitmen investasi para kontraktor juga diwajibkan untuk menyetorkan signature bonus atau bonus tanda tangan. Total bonus tanda tangan delapan WK migas tersebut sebesar US$35,5 juta.

Term and condition kontrak blok terminasi sudah disetujui dan ditandatangani oleh Menteri ESDM pada hari ini.

“Untuk delapan WK term and condition hari ini diteken pak menteri,” tukas Djoko.

Proses penandatanganan kontrak menunggu kontraktor menyelesaikan kewajiban bonus tanda tangan terlebih dulu.

“Kalau hari ini bayar (bonus tandatangan) bisa besok bisa Jumat (tanda tangan kontrak), dari pada kita kejar-kejar,” tandas dia.(RI)