JAKARTA – Pemerintah membuka peluang peningkatan kerja sama di sektor minyak dan gas dengan Qatar, salah satunya untuk proyek pembangunan kilang minyak.

“Peluang kerja sama investasi di bidang migas, terutama proyek kilang minyak Bontang dan lima proyek kilang minyak di Indonesia, guna mendukung target peningkatan kapasitas kilang dari sekitar satu juta barel per hari menjadi dua juta barel per hari pada 2023,” kata Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/4). Hal itu diungkapkan Arcandra setelah bertemu Menteri Energi dan Industri Qatar, HE. Dr Al-Sada.

Menurut Arcandra, pemerintah akan mengarahkan PT Pertamina (Persero) agar segera menjalin komunikasi dengan pemerintah Qatar untuk bisa mendelegasikan Qatar Petroleum membahas kelanjutan kerja sama kedua negara.

“Pertamina akan menyampaikan kelengkapan dokumen dan undangan untuk investasi di kilang Bontang kepada Qatar Petroleum,” ungkap dia.

Kilang Bontang merupakan salah satu dari mega proyek besar Pertamina di segmen usaha pengolahan. Pertamina diberikan penugasan oleh pemerintah untuk membangun kilang baru di Bontang dengan kapasitas 300 ribu barel per hari (bph). Dari kapasitas tersebut, diharapkan dapat diproduksikan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin minimal sebanyak 60 ribu bph dan solar dengan dengan produksi minimal 124 ribu bph dengan standar minimal Euro IV.
Saat ini tengah dilakukan proses pemilihan partner dan ditargetkan bisa terpilih dalam waktu dekat.

Menurut Arcandra, undangan untuk berinvestasi di sektor migas Indonesia disambut baik para pelaku usaha Qatar. Hal itu terlihat saat pertemuan dengan pimpinan perusahaan migas dan Qatar Investment Authority (QIA) yang dengan jelas menyampaikan komitmen dan ketertarikan untuk berinvestasi di beberapa lini bisnis sektor migas tanah air seperti infrastruktur dan komoditi.

“Saya mengapresiasi tingginya minat QIA untuk berinvestasi di Indonesia pada sektor usaha yang sudah established atau go public. Serta turut mengundang FDI Qatar pada sektor migas, khususnya bagi pembangunan kilang di Bontang dan sektor infrastruktur,” ungkap dia.

Selain dengan Qatar, pemerintah juga mengundang negara timur tengah lainnya Kuwait untuk meningkatkan investasi melalui kerja sama dengan Pertamina. Hal itu disampaikan Arcandra saat menggelar pertemuan dengan Menteri Perminyakan, Ketenagalistrikan, dan Air Kuwait, Mr. Issam Abdulmohsen Almarzooq.

Pemerintah Kuwait, menurut dia, tertarik untuk bisa bergabung dengan berbagai proyek migas pemerintah yang ditugaskan ke Pertamina. “Untuk menindaklanjuti pertemuan, Pertamina akan mengundang Kuwait Petroleum Corporation (KPC) ke Indonesia untuk mengkaji kemungkinan kerja sama dengan Pertamina,” tandas Arcandra.(RI)