JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali akan melakukan uji coba bahan bakar nabati, jenis biodiesel 20% (B20) pada awal 2018. Uji coba dilakukan untuk mengetahui permasalahan pasti yang sempat dikeluhkan konsumen biodiesel. Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, mengatakan saat ini kajian B20 akan memasuki uji real test di lapangan.

“Kajiannya secara teori sudah selesai, namun demikian ada tes lapangan. Ini sekarang sedang dipersiapkan di lapangan, akan dicoba pada transportasi darat,” ujar Arcandra, akhir pekan lalu.

Menurut Arcandra, secara teori kajian B20 telah diselesaikan, akan tetapi pemerintah tidak mau gegabah dalam menyimpulkan. Karena itu diperlukan kajian dilapangan dengan penggunaan biodiesel di beberapa moda transportasi, terutama kereta api.

“Itu tidak sebatas kajian ilmiah awal 2018 sudah melalui uji tes langsung. Sekarang ini persiapan sarana prasarana supply chain, untuk diketahui secara langsung penggunaan B20 terhadap kereta api. Kami tidak ingin agar kendala yang diduga dan ingin dibuktikan, apakah B20 comply dengan sistem kereta api sekarang,” ungkap Arcandra.

Dadan Kusdiana, Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM, mengatakan setelah pemerintah menerima laporan ada gangguan terhadap mesin lokomotif, pemerintah langsung melakukan investigasi awal. Hasilnya menunjukkan ada perbedaan injector pada kereta api dengan injector mobil diesel, yang menyebabkan lebih sulit dalam mengaplikasikan biodiesel untuk kereta.
“Kami sudah tes dan sudah cek, injector dua merek berbeda kereta dan mobil diesel. Hasilnya injector pada kereta lebih lunak, tidak tahan terhadap biodiesel. Mungkin menjadi penyebab utama terjadinya beberapa kali keluar api pada mesin lokomotif kereta,” kata Dadan.

Dia menambahkan, saat ini sedang disiapkan uji coba lanjutan terhadap pnggunaan B20 dengan Kereta Api Bandung-Jakarta. “Uji coba ini akan mulai dilakukan pada periode Januari-Maret. Kami juga tidak ingin ada perbedaan terhadap sistem mesin dari penggunaan B-20 pada kereta ini nantinya,” ungkap dia.

Dewan Energi Nasional (DEN) sebelumnya sempat mengungkapkan bahwa banyak para pelanggan B20 yang mengeluhkan gangguan pada mesin mereka. Hal ini membuat mereka ragu menggunakan B20, sehingga penerapan B20 hingga 2020 dan beralih ke B30 bisa terancam.

Namun Dadan mengatakan meskipun ada gangguan pada penerapan B20, pemerintah optimistis implementasi B30 masih bisa dicapai. Secara paralel kajian B20 dilakukan kajian dan perbaikan terhadap B30 juga dipersiapkan untuk menghindari permasalahan di penerapan B20.

“Secara B30 sudah uji coba, permen belum dicabut. Lalu uji coba lagi untuk persiapaan B30, 2018 anggaran sudah masuk di B30 yang pastikan itu nanti,” tandas Dadan.(RI)