JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih membuka peluang bagi kontraktor eksisting di blok minyak dan gas terminasi jika masih berminat melanjutkan memperpanjang kontrak. Proposal Perpanjangan kontrak ditunggu hingga akhir 2017.

Ego Syahrial, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM,  mengatakan ada empat blok terminasi yang masih belum ditetapkan nasibnya pasca berakhirnya kontrak pada 2018. PT Pertamina (Persero) yang sebelumnya ditunjuk untuk mengelola blok terminasi tersebut sudah menyerahkan seluruh proposal dan tengah dievaluasi.

“Kita kasih kesempatan pada eksisting (operator). Batas waktunya pada Desember,” kata Ego di Jakarta, Selasa (21/11).

Keempat blok terminasi yang dibuka peluang bagi kontraktor di luar Pertamina tersebut adalah Blok Sanga Sanga, Tuban, Ogan Komering dan South East Sumatera (SES). Untuk keempat blok terminasi lainnya sudah ada kejelasan nasib. Blok East Kalimantan dan Attaka akan dilelang ulang awal tahun depan berhubung tidak adanya minat mengelola oleh Pertamina maupun para kontraktor eksisting.

Untuk Blok Tengah pemerintah tetap memberikan ke Pertamina yang rencananya akan langsung diunitisasi dengan Blok Mahakam yang akan dikelola PT Pertamina Hulu Indonesia.

“Permintaan Pertamina digabungkan dengan Mahakam, dan kita setuju,” tukas Ego.

Pemerintah juga tidak pikir panjang untuk Blok NSO yang langsung diserahkan ke Pertamina untuk dioperasikan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) bersama dengan Blok NSB.

Menurut Ego, keputusan pemerintah untuk menunggu proposal operator eksisting adalah sebagai salah satu upaya yang ditempuh agar produksi migas di blok tersebut tidak turun. Serta biaya produksi tidak melonjak. Jika diserahkan ke operator eksisting, skema yang digunakan tetap gross split.

“Kalau mereka (operator eksisting) bisa menawarkan sesuatu yang  spektakuler, bisa meyakinkan pemerintah bahwa produksi malah naik,  kami kasih ke eksisting,” ungkap dia.

Meskipun menunggu proposal operator eksisting, Pertamina tetap mendapatkan hak lebih untuk mengelola. Jika perusahaan migas plat merah itu sanggup untuk menyamai rencana kerja operator eksisting maka pengelolaan blok tersebut diserahkan ke Pertamina.

“Desember sudah bisa panggil  Pak Massa (Dirut Pertamina). Anda ngebor satu sumur, eksisting ngebor 10. Kalau Pak Massa bilang saya mau sepuluh, ya Pertamina (dipilih),” tegas Ego.(RI)