JAKARTA – Langkah  PT Total E&P Indonesie untuk ikut serta dalam pengelolaan Blok Mahakam bersama dengan PT Pertamina (Persero)  pasca 2017 berpotensi  terganjal.  Hal ini lantaran permintaan insentif yang diajukan Total tidak ada yang dikabulkan pemerintah.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),  mengungkapkan pemerintah telah memberikan jawaban terhadap permintaan yang diajukan Total untuk ikut dalam pengelolaan Blok Mahakam. Dengan regulasi yang ada,  pemerintah tidak dapat memenuhi berbagai hal yang diajukan oleh Total.

“Ada tiga permintaan mereka (Total E&P Indonesie) kita tolak,” kata Arcandra saat ditemui di Kementerian ESDM di Jakarta, ,Senin malam (14/8).

Total sebelumnya telah mengajukan tiga permintaan ke pemerintah,  yakini depresiasi yang dipercepat dari normal sekitar lima tahun menjadi hanya dua tahun. Syarat kredit investasi sebesar 17% dari modal yang akan dikeluarkan. Invesment credit sendiri adalah tambahan pengembalian biaya modal.

Insentif selanjutnya adalah kewajiban alokasi migas untuk dalam negeri (domestic market obligation/DMO). Total meminta harga DMO sesuai dengan harga pasar, tidak lagi menggunakan harga diskon.

Meskipun permintaan insentif ditolak, pemerintah mengalami Total masih tetap berminat  masuk di Mahakam.

Arcandra pun mempersilahkan pihak Total untuk segera berdiskusi dengan Pertamina terkait harga saham yang akan disepakati.

“Mereka tetap berminat di Mahakam, untuk berpartisipasi. Tapi silahkan business to business dengan Pertamina,” ungkap dia.

Blok Mahakam menjadi salah satu primadona lapangan migas di tanah air karena hingga saat ini blok di wilayah Kalimantan Timur itu menjadi salah satu penyumbang gas terbesar di tanah air.

Total memgelola Blok Mahakam bersama dengan Inpex Corporation  sejak 1967. Ketika kontrak pertama berakhir pada 1997, kedua perusahaan tersebut mendapat perpanjangan kontrak selama 20 tahun hingga akhir 2017. Untuk kontrak selanjutnya pemerintah memutuskan Pertamina akan menjadi operator mulai 2018.

Walaupun memberikan lampu hijau bagi Total untuk langsung berdiskusi dengan Pertamina dalam upaya mereka untuk masuk lagi di blok Mahakam, namun Arcandra memastikan Pertamina tetap akan menjadi operator dan tidak akan tergusur kehadiran Total.

“Sahamnya (Pertamina) masih mayoritas. Pertamina operator itu tidak ada pilihan , Pertamina adalah operator di Mahakam,” tegas Arcandra.(RI)