JAKARTA – Pemerintah akan menjadikan PT Pertamina (Persero), sebagai induk usaha (holding) badan usaha milik negara di sektor energi. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS), yang sebagian besar sahamnya dikuasai negara akan menjadi salah satu anak usaha holding BUMN energi tersebut.

Rini Soemarno, Menteri BUMN, mengatakan segala masalah menyangkut Pertamina yang menjadi induk atau holding PGN selesai sebelum Hari Raya Lebaran 2016.

“Kajian sudah selesai dan proses sudah jalan semua. Saya juga sudah berbicara dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan PP-nya akan diajukan ke Presiden Joko Widodo,” ungkap Rini usai acara ulang tahun ke-18 Kementerian BUMN di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (13/4).

Menurut Rini, dipilihnya Pertamina sebagai induk usaha PGN, karena perusahaan pelat merah itu dikuasai 100% sahamnya oleh negara.

Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, mengatakan Pertamina siap dijadikan induk PGN. Pada dasarnya, Pertamina memang sudah dirancang sebagai induk dan saat ini memiliki beberapa anak perusahaan, seperti PT Pertamina EP, Pertamina Geothermal Energy dan Pertamina Hulu Energi.

Jika semakin banyak anak perusahaan, maka Pertamina akan lebih fokus ke arah kebijakan dan bisnis.

“Sebagai induk, Pertamina akan lebih langsing dan sederhana, lebih mengarah ke policy dan pengembangan bisnis,” kata Dwi.

PGN yang 56,7% sahamnya dikuasai negara pada 2015 mencatat  laba bersih sebesar US$401,19 juta atau Rp5,21 triliun (kurs Rp13.000). Laba bersih PGN tercatat turun dibanding 2014 yang mencapai US$ 722,75 juta.

Pada perdagangan Rabu, saham PGN ditutup naik Rp15 atau 0,55% ke level Rp 2.735 dibanding penutupan perdagangan Selasa.(AT)