JAKARTA – Pemerintah menyiapkan roadmap pelaksanaan penyediaan nozzle gas di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Untuk tahap awal penyediaan akan dipusatkan di SPBU yang berlokasi di beberapa kota besar di Sumatera, Kalimantan dan Pulau Jawa.

 

“Untuk wilayahnya yang jelas di Jabodetabek, Surabaya, Balikpapan, Palembang dan Cirebon,” kata IGN Wiratmaja Puja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta.

Wiratmaja mengatakan salah satu alasan utama pemilihan lima wilayah prioritas adalah kesiapan dari sisi infrastruktur serta sumber gas.

Pemerintah menargetkan akan menambah 150 nozzle bahan bakar gas di SPBU hingga 2019. Pemasangan nozzle gas di SPBU merupakan salah satu langkah percepatan penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) yang tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun 2017.

Menurut Wiratmaja, pemerintah menetapkan pihak yang membangun dan menyediakan nozzle nantinya adalah pihak investor, termasuk dengan SPBU yang dimiliki swasta yang dikerjasamakan dengan PT Pertamina (Persero). Pemerintah hanya akan memberikan insentif dari sisi harga gas yang disalurkan.

“Nanti pemilik SPBU kerjasama dengan Pertamina. Kalau yang bukan Pertamina misalnya Shell, ya Shell yang buat,” kata dia.

Saat ini Indonesia telah memiliki 68 SPBG. Dengan adanya Permen ESDM Nomor 25 No 2017 tentang penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk transportasi ditargetkan akan ada penambahan 150 SPBG melalui pembangunan nozzle gas disetiap SPBU hingga 2019 menjadi 210 SPBG. Jumlah ini akan terus bertambah pada 2020 menjadi 289 SPBG, kemudian pada 2025 menjadi 800 SPBG dan 1.300 SPBG pada 2030.(RI)