JAKARTA –  Pemerintah menetapkan alokasi pasokan biodiesel periode November 2017-April 2018 sebesar 1,4 juta kiloliter (KL).
Rida Mulyana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pengajuan peningkatan alokasi biodiesel tahun depan ini sudah diterima dan disetujui Menteri ESDM.
“Sudah, Pak Menteri sudah setuju, alokasinya 1.407.778 KL. Naik sekitar 30 Ribu KL dari periode enam bulan sebelumnya,” kata Rida saat ditemui di Kementerian ESDM, Selasa (24/10).
Menurut Rida, adanya penambahan kuota yang diputuskan pemerintah untuk merespon kondisi perekonomian nasional yang diprediksi stabil dalam enam bulan ke depan.
“Hasil data analisis konsumsi sebelumnya dan perkiraan konsumsi ke depan yang di antaranya bisa jadi karena stabilnya pertumbuhan ekonomi kita,” ungkap dia
Rida mengatakan  pemerintah masih mempercayai alokasi biodiesel untuk disalurkan oleh dua perusahaan, yakni PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporation Tbk (AKRA).
“Ya untuk sementara ini dua usulannya,” tukas dia.
Dari kuota yang yang sudah disetujui, Pertamina masih mendominasi jatah kuota yang jauh lebih besar dari AKR..
“Kuota AKR sama seperti yang lama tidak berubah, 24 ribu KL” kata dia.
Persetujuan terbaru pemerintah terhadap penyeluran biodiesel meningkat,  baik dari sisi kuota maupun lembaga yang memasok. Jika pada periode sebelumnya hanya ada 19 perusahaan, maka pada periode November 2017 hingga April 2018 terdapat 20 perusahaan.
Adapun tambahan satu perusahaan tersebut adalah PT Sukajadi Sawit Mekar. Untuk, 19 perusahaan lainnya masih sama seperti periode sebelumnya yaitu  PT Musim Mas, PT Wilmar Bioenergi Indonesia, PT Wilmar Nabati Indonesia, PT Bayas Biofuels, PT Cemerlang Energi Perkasa, PT LDC Indonesia , PT Intibenua Perkasatama, PT Permata Hijau Palm Oleo, dan PT SMART Tbk,
Lalu PT Tunas Baru Lampung, PT Multi Nabati Sulawesi, PT Sinarmas Bio Energy, PT Kutai Refinery, PT Dabi Biofuels, PT Batara Elok Semesta Terpadu , PT Darmex Biofuels, PT Ciliandra Perkasa, PT Pelita Agung Agrindustri , dan PT Energi Baharu Lestari.(RI)