JAKARTA – INPEX Corporation, Jepang dan Shell, operator Blok Masela, diminta segera menuntaskan revisi rencana pengembangan (plan of development/PoD) blok gas di Laut Arafuru, Maluku dengan skema onshore.

“Tentu harapan kita pada 2018 tetap bisa FID (final investmen decision) dan pada 2024 sudah bisa on stream,” ujar Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Mineral (ESDM) di Jakarta, Kamis (24/3).

Revisi PoD dilakukan menyusul keputusan Presiden Joko Widodo yang memilih skema onshore, yakni dengan membangun kilang LNG di darat. Sementara itu, Inpex dan Shell mengajukan PoD dengan skema offshore, dengan membangun kilang terapung di tengah laut (FLNG),

Amien Sunaryadi, Kepala Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), mengatakan SKK Migas saat ini terus mendorong INPEX untuk segera mulai mengkaji dan memulai revisi PoD untuk bisa dikembalikan ke pemerintah.

“Tim SKK Migas telah bertemu dengan INPEX dan Shell. SKK Migas meminta agar keputusan Presiden diresapi investor dan segera menyiapkan rencana  untuk pengajuan ulang POD berbasis onshore,” kata Amin.

Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan Blok Masela adalah sebuah proyek jangka panjang, tidak hanya 10 tahun, 15 tahun tapi proyek sangat panjang yang menyangkut ratusan triliun rupiah.

“Oleh sebab itu dari kalkulasi dari perhitungan dari pertimbangan-pertimbangan yang sudah saya hitung kita putuskan dibangun di darat,” kata Presiden di Bandara Internasional Supadio setelah kunjungan kerja ke Entikong di Kalimantan Barat, Rabu (23/3).

Menurut Presiden, hal itu diputuskan dengan pertimbangan pertama yakni bahwa pemerintah ingin ekonomi daerah dan ekonomi nasional terimbas dari pembangunan Blok Masela.

Pertimbangan kedua yakni pembangunan wilayah atau regional development yang diharapkan juga terkena dampak pembangunan proyek besar Masela.

Fasilitas Pertamina

Amien mengatakan SKK Migas telah memfasilitasi pertemuan antara INPEX dan PT Pertamina (Persero) dalam pertemuan awal untuk membuka kemungkinan Pertamina ikut berpartisipasi dalam pengembangan Blok.

“Masih pertemuan awal, belum ada pembahasan lebih lanjut lagi,” kata Amien.

Wianda Puspenogoro, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan ada beberapa wacana agar Pertamina ikut, tapi Pertamina belum ada participating interest di Masela.

“Jadi kita akan melihat perkembangan kondisi seperti apa nanti,” kata Wianda.

Lebih lanjut Wianda mengungkapkan Pertamina pernah diundang dalam pembahasan Masela namun dalam pertemuan tersebut tidak dibahas keikutsertaan Pertamina dalam pengelolaan Blok Masela.

“Memang benar kita pernah diminta untuk terlibat rapat dengan Pak Presiden tapi kita menunggu pengarahan Menteri ESDM seperti apa, jadi jika ditanya apakah Pertamina akan ambil bagian atau tidak kita tidak bisa menjawabnya karena memang tidak ada PI disana,” tandasnya.(RI)