JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali melelang delapan wilayah kerja minyak dan gas, yakni Southwest Bengara, West Berau, Rupat Labuhan, Nibung, West Asri, Oti, North Adang dan Kasuri II menjadi status Available (terbuka).

Sujatmiko, Kepala Pusat Komunikasi Kementerian ESDM, mengatakan pada beberapa wilayah kerja,  setelah dilakukan evaluasi kembali terhadap terms and conditions dan minat pasar, pemerintah menawarkan kembali melalui lelang reguler pada 2016 dengan model “open bid split”, yaitu investor dapat menawar split bagi hasil sehingga sesuai dengan keekonomian mereka.

Pada 10 September 2015, pemerintah telah menawarkan dua wilayah kerja baru melalui lelang penawaran langsung, yakni wilayah kerja West Berau (Offshore Papua Barat) dan wilayah kerja Southwest Bengara (daratan Kalimantan Timur) serta menawarkan enam (enam) wilayah kerja baru migas melalui lelang reguler, yaitu wilayah kerja Rupat Labuhan (Offshore Riau & Sumatera Utara), Nibung (Onshore Riau & Jambi), West Asri (Offshore Lampung), Oti (Offshore Kalimantan Timur), North Adang (Offshore Kalimantan Timur) dan Kasuri II (Onshore Papua).

Kedua wilayah kerja dalam penawaran langsung merupakan hasil dari studi bersama.
Menurut Sujatmiko, hingga batas akhir pemasukan lelang penawaran langsung pada 26 Oktober 2015, tidak ada peserta lelang pada kedua wilayah kerja tersebut, meskipun ada peminat yang mengakses data dan bid document. Sementara itu, untuk lelang regular, sampai dengan batas akhir pemasukan dokumen partisipasi pada 14 Januari 2016, terdapat dua perusahaan yang memasukkan dokumen partisipasi, yaitu Azipac Limited untuk blok Oti dan PT. Agra Energi Indonesia untuk blok Kasuri II.

Untuk Lelang Penawaran Langsung, lanjut dia, wilayah kerja Southwest Bengara ditetapkan dengan bagi hasil 70:30 (minyak) dan 65:35 (gas), persyaratannya, berupa survey seismik 2D dan bonus tanda tangan minimal US$ 1 juta. Sementara itu, untuk wilayah kerja West Berau yang berdasarkan kajian sebagai area high risk-mid potential diberikan bagi hasil 65:35 (minyak) dan 60:40 (gas) dengan persyaratan komitmen pasti berupa survey seismik 3D dan 1 sumur eksplorasi dan bonus US$ 1 juta.

“Terhadap kedua wilayah kerja yang ditawarkan ini, berdasarkan respon dari pelaku pasar kepada pemerintah, secara teknikal daerah tersebut masih menarik, namun dengan kondisi pasar saat ini dan salah satunya yaitu faktor terms and conditions yang diberikan, maka proyek ini menjadi sub-economic sehingga belum menarik minat mereka,” ungkap Sujatmiko, Rabu (4/5).

Untuk lelang reguler, wilayah kerja Oti ditetapkan dengan bagi hasil 65:35 (minyak) dan 60:40 (gas), persyaratannya berupa G&G dan 1 sumur eksplorasi dan bonus tandatangan minimal US$ 1 juta. Untuk wilayah kerja Kasuri II diberikan bagi hasil 65:35 (minyak) dan 60:40 (gas) dengan persyaratan komitmen pasti berupa G&G, akuisisi dan processing seismik 2D 1000 Km dan 1 sumur eksplorasi dan bonus US$ 5 juta.

Untuk wilayah kerja Oti dan Kasuri II, peserta lelang menyampaikan penawaran dibawah minimum yang dipersyaratkan sehingga untuk kedua blok ini tidak ada pemenang.

“Dengan kondisi harga minyak yang rendah, term and condition yang ditawarkan pemerintah belum memenuhi keekonomian para calon peserta lelang 2015, sehingga ada beberapa yang mengundurkan diri,” tandas Sujatmiko.(RA)