JAKARTA – Pemerintah mengalokasi anggaran sebesar Rp 1,89 triliun dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 guna meningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan. Alokasi dana tersebut diharapkan dapat mendukung target porsi energi baru terbarukan dalam bauran energi primer mencapai 16% pada 2019.

“Pemanfaatan energi baru terbarukan harus ditingkatkan menjadi 18.600 megawatt (MW) pada tahun tersebut,” kata Rida Mulyana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Menurut Rida, pengembangan energi baru terbarukan menggunakan dana APBN pada tahun ini akan difokuskan pada energi surya. Jumlah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang akan dibangun pemerintah pada 2016 ini akan meningkat signifikan dari tahun lalu.

“Kalau tahun lalu kan hanya dibangun 132 unit, tahun ini lebih banyak lagi,” jelas Rida.

Total kapasitas PLTS yang dibangun naik menjadi 18.359 kilowatt peak (KWp) dari tahun lalu 5.070 kWp. Selanjutnya infrastruktur lain yang akan dibangun pada tahun ini adalah pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) 6.122 KWp, pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) 850 kilowatt (KW), pembangkit listrik tenaga limbah sampah kota (PLTSa) 1.500 KW, pembangkit listrik tenaga limbah POME 3.000 KW, pembangkit listrik tenaga bio rumput laut 1.000 KW, pembangkit listrik tenaga minyak nabati 5.000 KW, tangki bahan bakar nabati (BBN) 23.100 kiloliter (KL), dan penerangan jalan umum di 10 kota.(AT)