JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan segera memutuskan pemenang dari lelang wilayah kerja minyak dan gas . Hingga saat ini sudah tiga WK yang memiliki peminat serius dan telah secara resmi melakukan penawaran langsung ke pemerintah. Tunggal, Direktur Pembinaan Hulu Ditjen Migas Kementerian ESDM, menyatakan ketiga WK yang diminati serius merupakan WK yang dilelang secara langsung.

“Dari tujuh lelang direct yang beli dokumen ada empat. Tapi dari empat tadi, yang berlanjut sampai penawaran tiga WK. Dari tiga sudah ditetapkan pak dirjen migas,” kata Tunggal di Jakarta, baru-baru ini.

Adapun ketiga blok yang ditawarkan serius oleh kontraktor adalah Onin dan West Kaimana di Papua Barat, serta WK Ebuny di wilayah Sulawesi Tenggara.

Menurut Tunggal, keputusan kelanjutan WK yang telah diminati sudah masuk meja Dirjen Migas untuk bisa dievaluasi. Ditargetkan proses evaluasi tersebut bisa rampung sebelum pergantian tahun. Keputusan pun belum tentu meluluskan penawaran, karena jika tidak sesuai dengan persyaratan yang sudah ditetapkan pemerintah bisa saja menolaknya dan melakukan lelang ulang.

“Minggu ini sebelum tahun baru. Sudah di pak dirjen migas kajiannya. Artinya nanti ditetapkan, bisa saja dilelang ulang,” tukasnya.

Jika memang ditender ulang maka tahun ini dipastikan akan menjadi salah satu tahun terpuruk dalam industri migas nasional karena tidak ada WK yang ditetapkan pemenangnya oleh pemerintah.
Kementerian ESDM pada tahun ini  melelang 14 WK konvensional, yang terdiri dari tujuh WK yang dilelang secara terbuka dan tujuh WK yang ditawarkan secara langsung.

Ketujuh WK yang dilelang secara penunjukkan langsung terdiri dari Bukit Barat, Batu Gajah Dua, Kasongan, Ampuh, Ebuny, Onin, dan West Kaimana. Sementara, WK yang tengah dilelang secara terbuka terdiri dari Kasuri II, Munakarra Mamuju, South Coastal Plain Pekanbaru, Suremana I, South East Mandar, dan North Aguni.

Sebenarnya pemerintah telah melakukan beberapa cara untuk bisa menstimulus gairah investasi dalam lelang WK Migas tahun ini seperti penerapan skema open bid split. Dengan skema ini investor bisa  menyediakan signature bonus yang menjanjikan, kemampuan uang yang mumpuni, dan pembagian porsi PSC yang mendekati dengan ekspektasi pemerintah (owner’s estimation).

Menurut Tunggal, meskipun sepi peminat, pemerintah tidak terlalu khawatir karena berbagai blok yang tidak laku dalam pada tahun ini akan kembali dilelang ulang tahun depan dengan diikuti peningkatan kualitas data berdasarkan evaluasi WK tersebut. Pada tahun ini saja peminat WK Migas Indonesia masih cukup positif, namun harus berhenti ditengah jalan karena beberapa pertimbangan seperti kondisi finansial kontraktor yang tidak memenuhi persyaratan.

“Karena bisa saja tidak memenuhi keuangan. Kriterianya lebih rendah dari ekspektasi kita. Nanti kita lelang lagi aja,” tegas Tunggal.(RI)