JAKARTA –  Pemerintah akan mengevaluasi pelaksanaan program bahan bakar minyak (BBM)  satu harga,  termasuk masukan untuk menambah lokasi yang layak untuk diterapkan program ini dengan menambah jumlah penyalur di daerah (Terpencil, Terluar dan Terdepan (3T).

Ego Syahrial, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),  mengungkapkan hingga saat ini pemerintah masih fokus terhadap road map penerapan BBM satu harga di 150 lokasi hingga 2019.

“Untuk tahap awal, kita harus selesaikan BBM satu harga di daerah-daerah paling pinggir, daerah terluar, perbatasan dan sebagainya. Kita selesaikan yang 150 lokasi itu, tapi tentu masukan-masukan kita evaluasi dan tampung,” kata Ego,  Jumat (25/8).

Ego menyatakan pemerintah tidak menutup kemungkinan mendata wilayah mana lagi yang sesuai dengan penilaian pemerintah dan cocok untuk diterapkan BBM satu harga.

Pemerintah akan mempertimbangkan usulan-usulan yang disampaikan pemerintah daerah. Namun pelaksanaan disesuaikan dengan kemampuan pemerintah.

“Masing-masing perwakilan dulu. Apakah cukup jelas tidak. Ke depan, sedang kita evaluasi sesuai kemampuan,” tukas dia.

Permintaan penambahan lembaga penyalur, telah disampaikan sejumlah kepala daerah, termasuk juga oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan yang baru  meresmikan SPBU Kompak di Kayoa Barat, Halmahera Selatan.

Menurut Ego,  Halmahera Selatan merupakan kabupaten yang masyarakatnya tinggal di 400 pulau. Sehingga jika SPBU hanya dibangun di Kayoa Barat, dikhawatirkan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Masyarakat Halmahera Selatan tinggal di kurang lebih 400 pulau.

“Dan kita adalah lautan, wilayah yang terbesar dan ini tentu harapan dari kami tidak pada SPBU Kompak saja, tapi kalau bisa kami diberi titik lagi untuk Halmahera Selatan agar bisa kebutuhan masyarakat tentang energi, BBM, juga bisa terpenuhi,” papar dia.

Pemerintah bersama PT Pertamina (Persero)  dengan  kembali merealisasikan program BBM satu harga. Kali ini penerapannya berada di Wilayah Maluku Utara tepatnya di Kayoa Barat, Kabupaten Halmahera Selatan.

Made Adi Putra, GM MOR VIII  Pertamina (Persero),  mengungkapkan SPBU Kayoa Barat merupakan SPBU ke-4 yang telah diresmikan dari 25 rencana Lokasi Tertentu program BBM Satu Harga di wilayah MOR VIII Maluku Papua. Secara nasional, SPBU Kayoa Barat adalah lembaga penyalur ke-23 dari target 54 lembaga penyalur yang akan didirikan pada 2017.

Harga BBM jenis premium di Kayoa Barat sebelum penerapan BBM satu harga mencapai Rp 15.000 per liter, sementara solar mencapai Rp 18.000 per liter. Dengan adanya program dari pemerintah dan terbangunnya SPBU Kayoa Barat maka harga BBM premium dengan harga Rp 6.450 per liter dan solar seharga Rp 5.150 per per liter.

“Pendirian SPBU ini kami harap membawa dampak positif bagi perekonomian di bagi masyarakat di kawasan Timur Indonesia khususnya masyarakat di Halmahera Selatan,” tandas Made.(RI)