JAKARTA – Pemerintah akan mendorong PT Vivo Energy Indonesia merealisasikan komitmen untuk ikut serta  dalam program bahan bakar minyak (BBM) satu harga. Jika jadi ikut berpartisipasi, keikutertaan Vivo baru bisa direalisasikan pada 2018.
Harya Adityawarman, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, mengatakan pemerintah akan menantikan pengajuan dari Vivo untuk dapat menyalurkan BBM satu harga. Jika  Vivo masuk maka diharapkan implementasi BBM satu harga bisa lebih cepat.
“Sejauh ini memang belum (ada pengajuan), tapi kan waktu peresmian dia menyatakan sanggup untuk ditugaskan,” kata Adityawarman di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat  (3/11).
Saryono Hadiwidjoyo, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengatakan pemerintah membuka peluang bagi peran swasta untuk masuk berkontribusi dalam program BBM satu harga itu.
“Itu bisa disampaikan kepada pemerintah diajukan di titik-titik mana. Kalau  Vivo itu juga berkeinginan dan Pertamina juga sedikit mengalami kesulitan. Kalau dari pemerintah kan welcome,” kata Saryono
Menurut dia, keikutsertaan Vivo boleh jadi merupakan salah satu cara mempercepat implementasi BBM satu harga dan juga bisa membantu tugas Pertamina.
“Jadi 2018 akan kita buat peranan secara detail, dibikin skala prioritas. Kalau Vivo mau masuk bisa lapor ke kementerian,” kata Saryono.
Hingga saat ini program BBM satu harga baru terealisasi 50% atau terbangun 26 penyalur di 26 titik lokasi yang sudah ditetapkan dari target tahun ini sebanyak 54 titik penyaluran.
Pemerintah optimistis target tersebut akan tercapai di sisa waktu dua bulan 2017.
Menurut Adityawarman, pembangunan lembaga penyalur di BBM satu harga terbilang cukup cepat karena ukuran lembaga penyalur juga berbeda dengan penyalur atau SPBU yang ada di kota-kota besar.
Pertamina juga masih meyakini target pada tahun ini masih bisa tercapai di sisa waktu yang ada.
” Jadi  jangan membayangkan SPBU kayak disini. SPBU satu harga hanya satu dispenser. Pembangunan sederhana itu tidak memakan waktu yang cukup lama,” kata Adityawarman.(RI)