JAKARTA – Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) melakukan evaluasi terhadap rencana impor minyak mentah dari Iran menyusul keluarnya hasil uji coba Iranian Crude di Kilang Cilacap. Hasil uji coba menunjukkan Kilang Cilacap yang berkapasitas 300 ribu barel per hari hanya mampu mengolah minyak Iran sebesar 10% dari kapasitas pengolahannya.

“Nanti kita evaluasi. Kemarin kan sudah ada impor, dicoba diolah di kilang kita kan. Nanti kita bahas bersama-sama. Secara resmi kita bahas bersama-sama,” kata IGN Wiratmaja Puja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Senin petang (8/5).

Wiratmaja mengakui sudah menerima laporan hasil uji coba minyak Iran dari Pertamina. Karakteristik minyak yang berbeda membuat perusahaan plat merah harus kaji ulang rencana impor dalam jumlah besar.

Toharso, Direktur Pengolahan Pertamina, sebelumnya mengatakan Iranian Crude memiliki kandungan sulfur yang tinggi, yakni mencapai 1,5%. Padahal spesifikasi minyak yang dapat diolah Kilang Cilacap maksimal mengandung sulfur 0,2%.

“Minyak Iran sudah diuji coba di Kilang Cilacap. Hasilnya hanya bisa diolah 10% dari kapasitas,” kata Toharso.

Budi Santoso Syarif, Vice President Refining Technology Pertamina, menambahkan minyak Iran hanya bisa diolah di Kilang Cilacap. Empat kilang pengolahan minyak Pertamina lainnya, yakni Dumai, Plaju, Balikpapan maupun Balongan tidak bisa mengolah minyak dari Iran.

“Hanya Kilang Cilacap yang memiliki unit khusus untuk mengolah minyak dengan sulfur tinggi,” kata Budi.

Pertamina sebelumnya telah menerima satu kargo minyak mentah dari National Iranian Oil Company (NIOC). Uji coba sebagai bagian dari tahapan negosiasi antara Pertamina dengan NIOC sebelum kontrak jangka panjang impor minyak Iran diputuskan.

Pertamina melakukan evaluasi terhadap crude oil yang dikirim untuk bisa mendapatkan jenis minyak yang sesuai dengan kebutuhan dan bisa dikerjasamakan untuk jangka panjang.

Kerja sama Pertamina dengan NIOC telah dijalin sebelumnya melalui penandatanganan kontrak pembelian 88 ribu ton Liquified Petroleum Gas (LPG) pada 2016. Pembelian LPG dengan volume kurang lebih 500 ribu metrik ton itu akan direalisasikan pada 2017.

Selain kerja sama di sektor hilir, kerja sama antara kedua perusahaan juga rencana akan dilanjutkan di sektor hulu dengan rencana akuisisi dua ladang minyak di Iran yakni Ab-Teymoura dan Mansouri oleh Pertamina.(RI)