JAKARTA – Pemerintah meminta British Petroleum (BP), operator Blok Tangguh  mempertahankan pekerja lokal ketika proses pembangunan Kilang LNG Tangguh Train 3 berakhir. BP melalui BP Berau Ltd dapat memperhatikan penyerapan dan peningkatan kualitas tenaga kerja asal Papua.

Amien Sunaryadhi, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas), mengungkapkan BP telah berjanji memanfaatkan tenaga lokal dalam proses pembangunan Train 3.

“Dari sekitar 7.000 karyawan di proyek konstruksi Tangguh, sebanyak 30%-nya adalah orang Papua. Mereka anak-anak muda yang baru lulus sekolah untuk dilatih dan dibina,” kata Amien.

Ignasius Jonan , Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya telah menyampaikan permintaan serupa saat mengunjungi markas pusat BP di London, Inggris beberapa hari lalu.

Dharmawan H. Samsu, Head of Country BP Berau Ltd, mengatakan pelatihan terhadap ratusan tenaga kerja asal Papua untuk nantinya mengoperasikan kilang LNG tengah dilakukan. Proyek Tangguh Train 3 pada masa puncaknya akan menyerap lebih dari 7.000 pekerja yang 30% berasal dari tenaga lokal asli Papua.

“Sekarang jumlah pekerja di proyek sekitar 1.800-an orang. Pelan-pelan tentu penyerapan tenaga kerja akan meningkat,” ungkap dia.

Kapasitas Train 1 dan 2 LNG Tangguh saat ini 7,6 juta ton per tahun (metric ton per annum/mtpa). Setelah Keputusan Final Investasi (Final Investment Decision/FID) Tangguh Train 3 disetujui pemerintah pada 1 Juli 2016 lalu, diproyesikan train LNG 3 akan beroperasi pada 2020, berkapasitas 3,8 juta ton per tahun, sehingga akan meningkatkan kapasitas total Tangguh LNG menjadi 11,4 juta ton per tahun.

Dari train baru tersebut, 75% produksi LNG akan dialokasikan untuk dijual ke PT PLN (Persero)  yang dapat menghasilkan 3.000 MW listrik untuk Indonesia. Di samping itu, Tangguh Train 3 diproyeksikan akan memasok 4×2 MW listrik kepada PLN untuk penduduk di sekitar Kilang Tangguh LNG dan berkomitmen untuk penjualan gas hingga 20 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) demi memenuhi 50% kebutuhan listrik di provinsi Papua Barat.(RI)