JAKARTA – Pemerintah akan membangun 60 ribu sambungan rumah tangga jaringan gas di sembilan kabupaten dan kota pada tahun anggaran 2017. Kesembilan daerah tersebut adalah Kabupaten Musi Banyuasin, Kota Bandar Lampung, Kota Mojokerto, Kota Pekanbaru Kabupaten PALI, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Mojokerto dan Kota Samarinda.

IGN Wiratmaja Puja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan pada tahun ini Kementerian ESDM sebenarnya meminta alokasi sekitar 200 ribu SR, namun usulan tersebut tidak disetujui sehingga diputuskan menjalankan program sesuai anggaran yang diberikan.

“Semuanya sekitar 60 ribu SR diawal ini dari anggaran 2017. Nilai totalnya Rp 1,4 triliun,” kata Wiratmaja di Jakarta, Rabu (29/3).

Menurut dia, kesembilan daerah dipilih secara khusus karena selama ini dikenal sebagai daerah yang dekat dengan sumber gas, namun tidak dapat menikmati langsung sumber daya yang dimiliki. Untuk itu, pemerintah memprioritaskan pembangunan jargas di daerah tersebut.

Selain sudah sesuai dengan program konversi energi yang telah dicanangkan, penyediaan dan pembangunan jargas diharapkan bisa meringankan beban devisa negara dari impor LPG yang setiap tahun konsumsinya terus meningkat.

“Selama ini kita beli gas dari Qatar dan Arab Saudi dalam bentuk LPG. Padahal di Bontang, Muara Enim wilayah lainnya ini ada sumur-sumur gas disekitarnya, dan dengan program jargas ini kita tidak perlu impor. Harga gas juga jauh lebih murah,” papar Wiratmaja.
Salah satu indikator efisiensi yang ditawarkan jargas kepada masyarakat adalah dalam implementasi penggunaan LPG, Kementerian ESDM mencatat setiap bulannya rata-rata satu keluarga membutuhkan 3-4 buah tabung dengan harga Rp 18.000 per tabung. Sementara untuk biaya jargas hanya menbutuhkan setengahnya.
“Jika gunakan LPG rata-rata jadi Rp 72 ribu per bulan kalau gunakan jargas rata-rata bayar Rp 35 ribu per bulan,” tukas dia.
Untuk memenuhi kebutuhan gas di sembilan kota tersebut pemerintah mengalokasikan rata-rata satu 0,25 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk satu kabupaten dan kota yang akan disalurkan melalui pipa atau fasilitas yang dibangun PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Proses pembangunan akan diawali dengan Front End Engineering Design (FEED) dan ground breaking di salah satu wilayah yang ditargetkan bisa dilakukan pada April tahun ini.
Program jargas sudah mennjadi salah satu program wajib yang dilakukan pemerintah setiap tahun. Realisasi pelaksanaan Kementerian ESDM sejak 2009 sudah dilakukan pemasangan terhadap 185.991 SR di seluruh Indonesia, meliputi 14 provinsi atau sekitar 26 kota dan kabupaten.

Neni Moerniaeni, Walikota Bontang, mengpresiasi langkah pemerintah untuk kembali menjalankan program jargas diberbagai wilayah, khususnya di wilayah atau daerah penghasil migas. Pasalnya selama ini daerah penghasil migas hanya mendapatkan sedikit bagian.
“Sejak 2010 Bontang sudah dapatkan 3 ribu SR. Tahun ini mudah-mudahn 8 ribu SR dari 14 ribu yang ditargetkan,” tandas Neni.(RI)