JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Energi (ESDM) terus mengoptimalkan pengembangan energi baru terbarukan (EBT), salah satunya dengan menambah kapasitas terpasang pembangkit berbasis EBT yang tersebar di seluruh Indonesia.

Maritje Hutapea, Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, mengatakan langkah ini seiring target bauran energi nasional pada 2025 dimana 23% berasal dari EBT.

“Terkait dengan target 23% tersebut, pembangkit listrik berbasis energi terrbarukan dengan total kapasitas 45 gigawatt (GW) akan dibangun sampai dengan 2025 nanti,” kata dia kepada Dunia Energi, Rabu (8/6) .

Maritje mengungkapkan, untuk merealisasikan target tersebut salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah menerbitkan feed in tariff (FIT) untuk listrik yang berasal dari energi terbarukan.

Energi bukan lagi menjadi komoditas namun sebagai kebutuhan dasar (basic need) yang ketersediaan pasokannya harus diutamakan pada masa mendatang.

Berangkat dari kenyataan tersebut, Kementerian ESDM menyusun prinsip prioritas pengembangan energi nasional. Pertama, memaksimalkan penggunaan energi terbarukan, kedua meminimalkan penggunaan minyak bumi, ketiga mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dan energi baru, keempat menggunakan batu bara sebagai andalan pasokan energi nasional, kelima adalah memanfaatkan nuklir sebagai pilihan terakhir.

Pemerintah juga menambah penyediaan akses terhadap energi modern untuk daerah terisolir jaringan listrik PLN, khususnya di daerah-daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan melalui pemanfaatan mikrohidro, surya, biomass, biogas, dan tenaga angin.(RA)