JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis bisa mendapatkan minyak murah dari Arab Saudi menyusul pertemuan Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar dengan Penasehat Senior Menteri Industri, Energi dan Mineral Arab Saudi, Dr Nasser A Al-Dossary, baru-baru ini.

Menurut Arcandra, pembicaraan kerja sama pengadaan minyak Arab Light Crude (ALC) merupakan kelanjutan pembicaraan antara Presiden Joko Widodo dengan Raja Salman di Jakarta. Pemerintah meminta harga ALC lebih murah dari perjanjian yang ada saat ini.

“Kalau bisa kita mendapatkan Arab Light Crude yang bisa lebih murah. Kita minta itu crude itu kalau tidak salah volumenya sekitar tiga juta barel per bulan,” kata Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Rabu malam (1/11).

Lebih lanjut dia menjelaskan kebutuhan akan minyak Indonesia diperkirakan masih tetap tinggi dalam beberapa tahun mendatang. Karena itu pengadaan minyak dari luar negeri, termasuk Arab Saudi melalui Saudi Aramco masih tetap diupayakan dan akan disesuaikan dengan proyek kilang yang saat ini sedang digarap PT Pertamina (Persero).

Seiring peningkatan kapasitas kilang, pemerintah mencari sumber pasokan minyak murah. ALC dipilih karena memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan minyak yang diproduksi di Indonesia, sehingga cocok untuk bisa diolah di kilang-kilang Pertamina.

“Kalau harga kompetitif, untuk kilang-kilang ke depannya nanti volume bisa diperbesar,” kata Arcandra.

Selain meminta harga murah untuk minyak mentah, pemerintah juga melobi Arab Saudi untuk bisa memberikan akses langsung bagi Pertamina mendapatkan LPG secara langsung tanpa harus melalui pihak ketiga. Jika terwujud maka Pertamina bisa mendapatkan LPG dengan harga kompetitif.

“Kita bicara kalau bisa direct access untuk LPG. Jadi misi saya ke Saudi Aramco untuk minta harga crude lebih murah. Kedua, LPG kalau kita bisa langsung, tidak lewat pihak ketiga,” kata Arcandra.

Saat ini Saudi Aramco adalah salah satu pemasok kebutuhan LPG Indonesia melalui Pertamina. Data Kementerian ESDM, menyebutkan Saudi Aramco menyumbang setidaknya 13% dari seluruh kebutuhan LPG Pertamina yang mencapai enam juta ton per tahun.(RI)