JAKARTA – Sedikitnya ada 14 proyek pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) yang diajukan pengembang listrik swasta pada tahun ini akan dikejar kesepakatan kontrak jual beli listriknya (Power Purchase Agreement/PPA).

Rida Mulyana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan dari 14 proyek yang kemungkinan segera menandatangani PPA dalam waktu dekat ada empat proyek.

“Ini baru lima yang sudah secara administrasi complete. Itu minggu lalu, sekarang saya belum cek lagi. Logikanya, kalau itu siap sedikit banyak ada tanda tangan lagi,” kata Rida disela EBTKE ConEx di Jakarta, Kamis (30/8).

Sebanyak 14 proyek yang dikejar PPA-nya terdiri dari beberapa jenis pembangkit, yakni lima Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM),  delapan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan satu PEmbangkit Listrik Tenaga Solar (PLTS).

Total dari 14 rencana pembangkit EBT tersebut akan menambah pasokan listrik 1.058,1 Megawatt (MW) yang tersebar di Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Aceh, Sumatera Utara dan Jambi.

Rida memastikan PPA akan disepakati ketika harga jual beli listrik juga disepakati. Untuk pembangkit EBT jenis mikro hidro, air dan PLTS sendiri tidak boleh melebihi BPP setempat. “Harga sudah, tinggal persyaratan aja,” tandas Rida.(RI)

Berikut daftar 14 proyek pembangkit EBT yang dikejar PPA tahun ini:

1. PLTM Sumberarum (3 MW)
2. PLTM Pono (6 MW)
3. PLTM Kilo (10 MW)
4. PLTM Kanzy-1 (2,3 MW)
5. PLTA Tampur 1 (443 MW)
6. PLTA Krueng Isep (20 MW)
7. PLTA Aek Kualu (15,2 MW)
8. PLTA Lau Gunung (15 MW)
9. PLTA Bah Kara (12,6 MW)
10. PLTA Poigar -2 (30 MW)
11. PLTA Lasolo (145 MW)
12. PLTM Sita (1 MW)
13. PLTS Alas Sumbawa (5 MW)
14. PLTA Merangin (350 MW)