JAKARTA – Pemerintah akan segera melakukan finalisasi term and condition proyek minyak dan gas East Natuna. Saat ini, syarat dan ketentuan (term and condition) merupakan salah satu poin yang dibahas secara intensif konsorsium PT Pertamina (Persero), Exxonmobil dan PTTEP, perusahaan migas Thailand.

“Sudah kita bahas semuanya. PSC juga sudah siap. Finalisasi (term and condition) saja mereka. Hari Rabu laporan ke Pak Menteri. Insya Allah sudah siap semuanya,” ujar IGN Wiratmaja Puja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Menurut Wiratmaja, pembahasan term and condition dilakukan agar proyek East Natuna lebih aktraktif secara keekonomian. Selain itu, ada poin-poin dalam kontrak yang memerlukan revisi, sehingga perlu pembahasan lebih intensif di antara perusahaan konsorsium.

Kementerian ESDM sebelumnya menyatakan dua anggota konsorsium East Natuna, yakni Exxonmobil dan PTTEP ingin memastikan dulu jumlah cadangan disana sebelum melakukan kegiatan eksplorasi. “Makanya konsorsium ingin melakukan studi lagi, seismik lagi,”kata Tunggal, Direktur Pembinaan Hulu Migas Kementerian ESDM.

Exxonmobil misalnya, ingin menunggu selesainya technology market review pada 2017 terkait cadangan gas di East Natuna. Sementara pemerintah ingin penemuan cadangan minyak bisa dikerjakan terlebih dulu.

Berdasarkan hasil studi Kementerian ESDM pemboran satu sumur di Blok EastNatuna diproyeksikan bisa menghasilkan produksi minyak  antara 7.000-15.000 barel per hari. Sementara cadangan gas di Blok East Natuna diperkirakan mencapai 45 triliun cubic feet dengan perkiraan investasi sebesar US$ 20 miliar.(RI)