JAKARTA – Pemerintah memacu penyelesaian perundingan kerja sama ekonomi internasional, terutama kerja sama di sektor energi. Tiga negara menjadi fokus pemerintah untuk segera diselesaikan, yakni Qatar, Uni Emirat Arab dan Australia.
Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),  mengungkapkan Presiden Joko Widodo meminta kesepakatan perlindungan terhadap investasi asing atau Bilateral Investment Treaty (BIT) dengan pemerintah Qatar bisa selesai dalam tempo singkat.
“Pak Presiden minta diselesaikan secepatnya. Ketemu dengan Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani dua minggu yang lalu dan itu diselesaikan BIT-nya. Janji kita adalah dalam tiga bulan bisa selesai,” kata Arcandra di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (31/10).
Selain mengejar BIT dengan Qatar untuk sektor energi, pemerintah mengejar penuntasan perundingan kerja sama investasi dengan Uni Emirat Arab dan Australia.
Menurut Arcandra, untuk perundingan kerja sama dengan UEA sebenarnya sudah dirampungkan draft dan tinggal menunggu persetujuan dari kepala negara.
BIT UEA yang pertama kali diselesaikan pemerintah sejak 2012. Pemerintahan UEA sempat melayangkan protes ke pemerintah Indonesia terkait lamanya proses penyusunan BIT.
“Kita selesaikan amanat Bapak Presiden secepatnya. Setelah pihak UEA mengatakan bahwa BIT mereka belum selesai, itu kalau tidak salah Mei, Alhamdulilah satu setengah bulan yang lalu dalam tiga kali round perundingan itu selesai yang tadinya sejak 2012 tidak selesai,” ungkap dia.
Dengan Australia pembahasan diperkirakan akan menjadi paling alot. Pasal Australia menginginkan kepemilikan perusahaan dengan penuh atau saham sebesar 100%.
“Australia menginginkan agar masalah divestasi itu kalau bisa perusahaan asing memiliki 100%, sementara di undang-undang kita kan divesatsi sampai 51%. Nah kita akan melihat bagaimana kendala itu bisa kita atasi,” tandas Arcandra.(RI)