JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui pengembangan proyek pipa gas transmisi stagnan. Untuk itu akan segera dilakukan kajian ulang terhadap 16 proyek pipa transmisi yang dilelang  Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas).

Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, mengatakan kajian terhadap proyek-proyek pipa transmisi sudah lama dan dimasukkan dalam Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN) 2012.

Ada berbagai macam alasan tidak jalannya proyek tersebut, selain faktor ketersediaan pasokan gas.

“Saya lagi evaluasi, macam-macam. Pertama apakah ada gasnya. Kedua harus dilihat antara pipa dengan mode yang lain, LNG (Liqufied Natural Gas) misalnya. Mana yang lebih efisien. Ketiga, demandnya ada atau tidak. Nah itu kan kajian tahun 2012,” kata Arcandra saat ditemui di Kementerian ESDM, Rabu malam (14/2).

Menurut Arcandra, dalam melakukan kajian nantinya akan berpatokan pada data neraca gas yang baru saja selesai direvisi. “Harus dikaji ulang dahulu, kami mulai lewat neraca gas dulu, dari neraca gas baru ketahuan apa kebutuhannya,” tukasnya.

Kendala utama belum berjalannya ke 16 proyek pipa tersebut terdapat pada ketersediaan pasokan.

Arcandra mengatakan dulu LNG belum dimasukan sebagai sumber alternatif kebutuhan gas yang akan melalui pipa transmisi tersebut. Namun seiring perkembangan infrastruktur LNG saat ini, misalnya Floating Storage Regasification Unit (FSRU) maka seharusnya pasokan tidak harus bersumber dari lapangan gas secara langsung.

Selain itu, bisa ditentukan apakah harus dibangun pipa atau tidak untuk memenuhi kebutuhan gas di suatu wilayah.

“Harus dipertimbangkan apakah LNG atau pipa. Kalau pipa? Mana lebih mahal, pipa apa LNG? Dikaji dulu. Dulu 2012 belum ada kalo tidak salah kajian FSRU-nya,” kata Arcandra.(RI)

Berikut daftar 16 ruas pipa yang tidak kunjung dilelang BPH Migas dan akan dievaluasi.

1. Dumai – KEK Sei Mangkei (324 km)
2. Palembang – Tanjung Api Api (70km)
3. Tanjung Api Api – Muntok (43km)
4. Muara Bekasi -Cirebon (280 km)
5. Bojanegara – Muara Karang (174 km)
6. FSRU Cilacap – RU IV Cilacap (11 km)
7. Semarang – Teras (84 km)
8. Cilacap – Teras (Boyolali) (237 km)
9. Teras (Boyolali) – Surakarta – Ponorogo (100 km)
10. Bontang – Banjarmasih (522 km)
11. Kalimantan-Jawa (Kalija II) Bontang – Kepodang (1.015 km)
12. Natuna D Alpha – Pontianak (487 km)
13. Pontianak – Palangkaraya (1.016 km)
14. Palangkaraya – Banjarmasin (192 km)
15. Donggi – Pomala – Sengkang (580 km)
16. Sengkang – Pare-pare – Makassar (274 km)