JAKARTA – Proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW) hingga saat ini belum mencapai 50%. Pada 2019, kapasitas terpasang dari megaproyek tersebut diproyeksikan baru mencapai 17 ribu MW.

“Intinya arahan presiden 35 ribu MW tetap dijalankan, sampai 2019 bisa paling kurang selesai 17 ribu MW tambahan dibanding akhir 2014,” kata Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Kamis (28/9).

Menurut Jonan, untuk menyelesaikan keseluruhan proyek 35 ribu MW masih dibutuhkan waktu tambahan karena pembangunan pembangkit disesuaikan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan tidak sesuai dengan harapan saat awal proyek tersebut dimulai.

Pada awalnya, proyek pembangkit 35 ribu MW ditargetkan selesai pada 2019 dengan catatan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7%-8%, namun realisasi hingga saat ini rata-rata hanya 5%. Belum lagi dengan pertumbuhan penjualan atau konsumsi listrik masyarakat yang tidak sesuai dengan target.

“Kurang lebih yang commercial operation date (COD) 2023-2024 atau ya 2025 selesai. Ini terefleksi juga dari demand listrik itu targetnya 8% sekarang per satu semester kurang dari 8%,” kata Jonan.

Kementerian ESDM mencatat hingga awal semester kedua 2017, secara total progress proyek pembangkit 35 ribu MW untuk pembangkit yang sudah COD baru 773 MW, kemudian yang sudah memasuki tahapan konstruksi 15.266 MW.

Sisanya, sekitar 10.255 MW sudah tanda tangan perjanjian jual beli listrik (power purchasing agreement/PPA) atau perjanjian jual beli listriknya. Untuk pengadaan sebesar 4.563 MW dan perencanaan sebesar 6.970 MW.

Dalam megaproyek 35 ribu MW, PT PLN (Persero) mendapatkan jatah untuk membangun pembangkit dengan total kapasitas 11.256 MW dan baru 168 MW yang telah COD. Sebanyak 5.205 MW atau 46% baru memasuki tahapan konstruksi dan sebesar 5.884 atau 52% masih dalam tahap perencanaan dan pengadaan.

Untuk jatah pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) dalam proyek 35 ribu MW mendapatkan jatah untuk menyediakan 26.570 MW dengan capaian yang telah masuki tahap COD baru 605 MW.

Sebesar 38% dari target atau sekitar 10.061 MW masih dalam tahap konstruksi dan tahap PPA baru mencapai 39% atau 10.255 MW. Kapasitas pembangkit yang memasuki tahap perencanaan dan pengadaan 21% atau sebesar 5.649 MW.

Pemerintah mengakui ada beberapa kendala yang dihadapi untuk mengejar target megaproyek 35 ribu MW, di antaranya permasalahan lahan dan perizinan. Serta lamanya pembahasan PPA antara PLN dan pengembang.

“Akan dilakukan pengawasan dan monitoring ketepatan pelaksanaan pembangunan,” tegas Jonan.(RI)