JAKARTA – Pemerintah dinilai harus memanfaatkan posisi sebagai anggota OPEC pada saat kondisi harga minyak yang masih rendah, meskipun trennya yang terus meningkat beberapa pekan terakhir.

“Indonesia bisa mencari partner potensial lain untuk meningkatkan kapasitas dan supply minyak dari luar negeri,” ujar Berly Martawardaya, pengamat energi dari Universitas Indonesia kepada Dunia Energi, Senin (6/6).

Menurut Berly, posisi Indonesia di OPEC juga bisa dimanfaatkan untuk mencari supplier yang mau memberi harga khusus dan mitra untuk meningkatkan kapasitas kilang pengolahan di dalam negeri.

Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengakui salah satu manfaat dari bergabungnya kembali Indonesia ke OPEC ialah direct deal dengan negara-negara produsen minyak.Wujud dari direct deal tersebut adalah perjanjian dengan Iran melalui kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengam National Iranian Oil Comoany (NIOC). Pertamina dan NIOC pekan lalu telab menandatangani kesepakatan jual beli LPG (liquified petroleum gas).

“Selain itu, Pertamina dan NIOC sedang mengupayakan pembentukan suatu Joint Venture yang akan menggarap kesempatan bersama termasuk akses Pertamina ke ladang-ladang minyak Iran yang berbiaya produksi rendah, kerjasama pembangunan Kilang LNG di Iran, dan kerjasama dalam pasokan dan trading minyak mentah maupun produk ikutannya,” katanya.

Menurut Sudirman, berbagai kerja sama tersebut bisa sekaligus membuktikan bahwa bekerja sama dengan negara Timur Tengah bukan hal yang sulit. Bahkan, kini tidak kurang dari 15 peluang kerja sama investasi dan ekonomi telah teridentifikasi. “Itu semua sedang terus diupayakan agar bisa terealisasi,” tandasnya.(RI)