JAKARTA – PT Pertamina (Persero) meminta bantuan pemerintah untuk mengelola satu lagi lapangan minyak dan gas milik Sonatrach, perusahaan Aljazair. Dukungan pemerintah penting untuk mempercepat target penambahan cadangan minyak Pertamina di luar negeri.

Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, mengungkapkan penjajakan pengembangan kerja sama telah dilakukan Pertamina sejak tahun lalu dan kelanjutannya tergantung hubungan kerja sama antara dua pemerintahan, Indonesia dan Aljazair. “Ini lebih semangatnya government to government, kami masuk ke sana. Kami dapatkan porsi beberapa persen,” kata Syamsu kepada Dunia Energi, Jumat (19/1).

Dia mengatakan dalam kerja sama tersebut Pertamina juga berniat untuk menjadi operator. Lapangan migas yang diincar Pertamina berdekatan dengan lapangan minyak yang saat ini dikelola, yakni Menzel Lejmat North (MLN) bagian dari Blok‎ 405a.‎  Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP), memiliki hak partisipasi (participating interest/PI) 65%, sisanya 35% dimiliki Talisman.

“Kami mengajukan untuk menjadi operator di blok tersebut karena lokasinya berdekatan dengan blok yang saat ini kami kelola,” ungkap Syamsu.

Menurut dia, blok baru tersebut belum berproduksi, namun sudah terdapat paling tidak 30 sumur yang bisa langsung dieksekusi untuk diproduksikan.

“Blok baru itu lokasi dekat existing aset di sana,  jadi kalau kami kembangkan fasilitasnya bisa digabungkan,” ungkap Syamsu.

Elia Massa Manik, Direktur Utama Pertamina, menegaskan strategi perusahaan kedepan di sektor hulu adalah terus menambah cadangan baik minyak maupun gas dengan cara mengakuisisi ataupun berinvestasi di blok yang sudah berproduksi. Ini dinilai lebih efektif dibanding harus memulai dari nol mengelola blok-blok eksplorasi.

Isu utama saat ini adalah tentang bagaimana mencapai ketahanan energi. Otomatis salah satu caranya adalah kemampuan Pertamina dalam memproduksi minyak dan gas.

“Jadi di lapangan berproduksi. Strategi kami optimalkan yang sudah ada. Aljazair sudah ada, ternyata masih banyak potensinya. Jadi kami optimalkan apa yang sudah ada,” kata Massa.

Salah satu manfaat dari kerja sama dengan Aljazair adalah meningkatnya produksi gas Pertamina, sehingga bisa dimanfaatkan untuk produksi LPG guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selama ini Pertamina harus membeli LPG Saudi Aramco melalui trader tidak dibeli secara langsung.

“Kami harap G to G untuk lapangan di Aljazair biar bisa dapat lapangan gas. Selama ini kami  beli dari trader, tidak langsung,” ungkap dia.

Selain di Aljazair, Pertamina juga menargetkan bisa segera menyelesaikan perjanjian untuk bisa berpartisipasi di lapangan minyak milik National Iran Oil Company (NIOC) yakni Mansouri pada tahun ini.

“Ini saya mau ke sana (Iran), makanya kita dorong juga kalau bisa G to G supaya membantu. Kita maunya mempercepat,” tandas Massa.(RI)