JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai masuknya Petronas bisa menjadi solusi terhadap kendala tingginya CO2 yang mencapai 72% di Blok East Natuna. Petronas saat ini memiliki teknologi yang mampu mengurai dan mengolah gas dengan kandungan CO2 yang tinggi.

“Mereka punya teknologinya, kan kandungan gasnya tinggi di sana,” kata Luhut Binsar Pandjaitan, Pelaksana Tugas Menteri ESDM.

Menurut Luhut, ketertarikan Petronas untukbbisa mengelola Blok East Natuna juga disebabkan dengan kebijakan pemerintah yang segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) 79 Tahun 2010 tentang biaya operasi yang dapat dikembalikan dan perlakuan pajak penghasilan di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi (migas).

“PP 79 itu saya jelaskan kepada mereka. Saya katakan apa saja yang akan dirobah, nah mereka menjadi tertarik,” tukas dia.

Nantinya, kata Luhut, tidak tertutup kemungkinan jika Petronas bisa ikutnbergabung dalam konsorsium yang dipimpin PT Pertamina (Persero) bersama ExxonMobil dan PTTEP untuk mempercepat kegiatan disana sehingga pengembangan perekonomian yang dinginkan bisa segera terwujud. “Tapi, nanti termsnya kita lagi lihat dengan Pertamina detailnya, dan saya kira bagus, kita ingin segera jalan kegiatan ekonominya,” tandas Luhut.(RI)