JAKARTA – Pemerintah meminta ConocoPhilips, perusahaan minyak dan gas asal Amerika Serikat segera mengajukan proposal perpanjangan pengelolaan Blok South Jambi B yang kontraknya akan habis pada 2020. Permintaan tersebut diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan saat bertemu Ryan Lance, Chief Executive Officer Conoco Philips di Houston, AS, Senin (24/7). 

“Menteri ESDM meminta ConocoPhillips segera mengajukan proposal pengelolaan Blok tersebut dengan opsi berpartner dengan Pertamina atau perusahaan lainnya,” kata Sujatmiko, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Selasa (25/7). 

Menurut Sujatmiko, dalam pertemuan tersebut manajemen ConocoPhillips akan segera menyampaikan jawaban kepada Menteri ESDM setelah melakukan pembahasan internal, termasuk membahas masalah keekonomian. Blok South Jambi B sebenarnya telah berhenti beroperasi sejak 2012 seiring habisnya cadangan migas di blok tersebut. Blok yang memiliki periode kontrak 30 tahun sejak ditandatangani pada 1990 tersebut sebelumnya diklaim memiliki cadangan 38 million stock tank barrel (MTSB) minyak dan 578,2 miliar kaki kubik (BSCF) gas. Untuk bisa dikembangkan lagi, Blok South Jambi B memerlukan kontrak baru.

Selain Blok South Jambi B, kegiatan produksi ConocoPhillips di Indonesia berada di Blok Koridor, Sumatera Selatan dan Blok Kualakurun, Kalimantan Tengah. Pertemuan dengan ConocoPhilips merupakan salah satu agenda kerja tiga hari Menteri ESDM di Houston, AS hingga Rabu (26/7).

Kunjungan kerja tersebut bertujuan untuk mendorong peningkatkan investasi perusahaan-perusahaan sektor energi dan sumber daya mineral AS, khususnya perusahaan minyak dan gas bumi (migas) yang beroperasi di Indonesia.

Selain ConocoPhilips, Jonan juga bertemu Lorenzo Simonelli, President and CEO Baker Hughes. Baker Hughes, yang juga bagian dari GE Company adalah perusahaan fullstream (memiliki solusi upstream, midstream dan down stream) pertama di dunia yang mengedepankan biaya produksi per barel yang murah dengan teknologi canggih, hingga peningkatan efisiensi dan safety process untukrefinery maupun petrochemical plants. Pada pertemuan tersebut, GE menawarkan teknologi untuk kegiatan hulu migas, antara lain pengurangan cost drilling, dengan memanfatkan teknologi digital melalui solusi IntelliStream.

Selain itu, beberapa teknologi lain dikenalkan untuk membantu Enhanced Oil Recovery (EOR) pada beberapa lapangan migas di Indonesia. GE juga menawarkan teknologi barge power plant dengan solusi komprehensif yang meliputi infrastruktur gas (milk-run konsep) untuk pulau-pulau dengan rasio elektrifikasi yang masih rendah seperti Papua. Pada kesempatan tersebut juga ditawarkan kepada GE untuk turut serta dalam pengembangan panas bumi di Indonesia.

Sujatmiko mengatakan Menteri ESDM dijadwalkan bertemu Jeff Shellebarger (President, Chevron North America Exploration and Production) dan Mary Boroughs (President, Chevron Environmental Management Company) di Chevron Headquarter, Selasa. Pembahasan akan berfokus kepada pengembangan sumber daya migas unconventional oleh Chevron di Amerika Serikat, penerapan teknologi lanjutan EOR yang digunakan untuk meningkatkan produksi minyak di lapangan migas tua.

“Serta target dan realisasi program kerja drilling and completion. Menteri ESDM juga akan mengunjungi Drilling & Completions Decision Support Center milik Chevron,” ungkap Sujatmiko.(RA)