JAKARTA – Pemerintah mengajukan asumsi baru produksi siap jual (lifting) minyak nasional sebesar 810 ribu barel per hari (bph) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2016.

“Asumsi APBN sebelumnya 830 ribu bph kami ajukan penyesuaian menjadi 810 ribu bph,” kata Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat rapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (8/6). Saat ini rata-rata lifting minyak nasional sebesar 808 ribu bph.

Selain asumsi lifting, asumsi harga minyak dunia juga berubah dari semula US$50 per barel menjadi US$40 per barel.

Menurut Sudirman, dengan kondisi harga saat sebesar US$40 per barel sudah cukup aman bagi keuangan Indonesia.”Banyak pihak ramalkan akhir tahun harga minyak US$50-US$60 per barel. Apabila dirata-rata maka jika boleh dipertimbangkan harga 40 dollar sebagai asumsi APBN-P,” tukas Sudirman.

Sementara itu, untuk volume bahan bakar minyak (BBM), gas dan liquified petroleum gas (LPG) tidak mengalami perubahan dalam APBNP 2016 yang diajukan pemerintah. Gas 1.115 ribu BOEPD tidak ada perubahan. Realisasi sampai Mei tercatat 1.190 ribu BOEPD. Volume bbm subsidi 16.69 juta KL, 6.602 juta ton LPG 3 Kg, dan subsidi listrik Rp 57 triliun.(RI)