JAKARTA – Proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW) dipastikan tetap berjalan dan sesuai dengan rencana. PT PLN (Persero) menyebut ada tantangan dalam pelaksanaan proyek tersebut, salah satunya adalah faktor pembiayaan (financial closing) yang memakan waktu lama.

Sofyan Basir, Direktur Utama PLN, menyatakan financial closing bukan hal yang bisa diselesaikan dengan cepat. Karena perhitungan dari sektor perbankan juga memerlukan waktu melakukan evaluasi. Inilah yang menyebabkan pelaksanaan berbagai proyek PLN tidak bisa dilakukan terburu-buru.

“Kredit ini bukan kredit Rp 500 miliar, bukan Rp 1 triliun. Mungkin juga anda boleh tanya kepada perbankan nasional juga, kalau sudah bicara mengevaluasi kredit Rp20 triliun-Rp30 triliun itu pasti memerlukan waktu yang cukup panjang,” kata Sofyan, Senin (25/7).

Lebih lanjut Sofyan mengungkapkan untuk pastikan proyek tetap berjalan PLN juga perlu waktu untuk memilih investor yang mempunyai kemampuan finansial yang baik untuk pastikan program pembangunan pembangkit berjalan. “Jika anda pernah mendengar dispute masalah 10% uang muka yang harus diberikan oleh para investor di perbankan di Indonesia, itulah kami mencari para investor ini benar-benar bonafit,” ungkapnya.

Sofyan menampik anggapan dari berbagai pihak yang mengatakan pelaksanaan proyek 35.000 MW lamban. Dia beralasan capaian proyek yang dianggap masih kecil progresnya.”Perjalanannya sudah hampir 19.000MW lebih sampai bulan ini, karena yang kecil-kecil dari mulai awal bulan sudah masuk. Yang kecil-kecil sudah berjalan, di lapangan sudah berjalan,” tandas Sofyan.(RI)