JAKARTA – Pemerintah menyiapkan skenario untuk menurunkan harga gas di hilir melalui perubahan struktur biaya operasi yang bisa dikembalikan (cost recovery) di sektor hulu. Penurunan harga gas diharapkan tidak hanya berdampak jangka pendek, tapi juga jangka panjang, baik untuk industri maupun ekonomi nasional.

“Kita perlu benahi sektor hulu dulu, termasuk cost recovery. Kita perlu tahu apa yang kita punya dan bisa dilakukan untuk jangka pendek dan menengah. Itu yang relevan saat ini,” kata Darmin Nasution , Menteri Koordinator Bidang Perekonomian seusai menggelar rapat  koordinasi penetapan harga gas untuk industri, Selasa (4/10).

Menurut Darmin, untuk menentukan harga gas harus dilihat juga dari sisi biaya pembelian gas di hulu yakni belanja modal (capital expenditure) dan belanja operasional. Setelah ditemukan formula yang tepat di sektor hulu, maka bisa dilakukan beberapa tindakan untuk menekan harga di hilir. “Di hilir tentu ada persoalan margin trader, persoalan tollbfee yang masih kita bahas,” tukas dia.

Airlangga, Menteri Perindustrian, mengungkapkan penentuan harga gas merupakan salah satu solusi cepat yang harus segera direalisasikan untuk bisa membangkitkan kembali industri nasional dalam periode dua tahun ke depan. Apalagi dengan kewajiban untuk membangun industri, tidak ada jalan lain dengan menurunkan harga gas.
“Jadi rekomendasi kami adalah harga gas yang bisa berdaya saing dan bisa membangkitkan industri,” tandas Airlangga.(RI)