KARAWANG – Pembangunan proyek terintegrasi infrastruktur gas dan pembangkit listrik gas (PLTGU) Jawa 1 resmi dimulai yang ditandai dengan peletakan batu pertama (ground breaking) oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution.

Pembangunan pembangkit pertama dan terbesar di Asia Tenggara ini memadukan infrastruktur gas (LNG-FSRU) dan pembangkit listrik  berkapasitas 1.760 megawatt (MW). Selain itu, proyek tersebut juga akan dibangun Floating Storage Regasification Unit (FSRU). Pada akhir kontrak FSRU akan diambil alih oleh PT PLN (Persero)

“Proyek ini merupakan bagian dari komitmen dan kolaborasi BUMN besar Indonesia, yakni PT Pertamina (Persero) dan PLN, untuk memberikan solusi LNG to Power guna menghasilkan energi bersih dan terjangkau dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina disela peresmian pembangunan konstruksi PLTGU Jawa 1 di Karawang, Rabu (19/12).

Ginanjar, Presiden Direktur Pertamina Power Indonesia, mengatakan  pelatakan batu pertama pembangunan proyek infrastruktur gas dan pembakit listrik terintegrasi Jawa-1 menandai dimulai tahap II.

Pembangunan pembangkitan listrik ini tentu akan menciptakan multiplyer effect bagi perekonomian wilayah Karawang, Bekasi, dan sekitarnya.

“Salah satunya adalah penyerapan tenaga kerja yang mencapai 4.600 orang pada masa konstruksi dan +/-200 orang pada masa operasi, sehingga diharapkan bisa berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja baru serta peningkatan perekonomian daerah,” ungkap Ginanjar.

Pengerjaan PLTGU Jawa 1 dilakukan  PT Jawa Satu Power, yang merupakan perusahaan konsorsium dari PT Pertamina Power Indonesia (PPI) – anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero), Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation.  Sementara untuk pembangunan konstruksi dipercayakan kepada General Electric (GE), Samsung C&T (Samsung) dan PT Meindo Elang Indah (Meindo), termasuk  pemeliharaan pembangkit listrik selama 25 tahun.

Dalam proyek ini, GE menyediakan turbin gas paling efisien dengan tingkat emisi terendah 9HA.02, serta layanan pemeliharaan jangka panjang yang meliputi digital solutions, commissioning and installation, parts, field and repair services.

Selain itu, Samsung akan menyediakan pekerjaan konstruksi dan peralatan balance of plant untuk pembangkit listrik. Meindo akan menyediakan semua pekerjaan laut termasuk jetty, pipa gas, dan pipa air pendingin.

Konsorsium PT Jawa Satu Power menunjuk Samsung Heavy Industries untuk membangun FSRU. Proyek dengan nilai kurang lebih US$ 1,8 miliar (atau sekitar Rp 26 triliun)  dibiayai oleh konsorsium yang terdiri dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) and Nippon Export and Investment Insurance Co, Ltd (NEXI), Asian Development Bank (ADB), serta institusi perbankan komersial antara lain Mizuho Bank Ltd, MUFG Bank Ltd, Oversiea-Chinese Banking Cooperation Ltd, Credit Agricole Corporate and Investment Bank, Societe Generale dengan skema pendanaan non-recourse project financing, dimana pembayaran pinjaman murni bersumber dari proyek itu sendiri. Secara keseluruhan, proyek ini melibatkan lebih dari 20 perusahaan domestic dan internasional.(RI)