JAKARTA – Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mendapat dukungan besar dari masyarakat. Hal ini ditunjukkan dari hasil survei Sigma Research yang dilakukan terhadap 4.000 responden pada periode Oktober-Desember 2015.

Sebanyak 75% dari total responden menyatakan dukungan terhadap pembangunan PLTN karena dianggap bisa menjamin ketersediaan pasokan listrik. Angka dukungan tersebut terus konsisten naik dari sebelumnya 49,5% (2011), 52,9% (2012), 64,1% (2013), dan 72% (2014).

Djarot Sulistio Wisnubroto, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), mengatakan hasil survei menunjukkan sebagian besar penduduk Indonesia menyadari potensi pemanfaatan energi nuklir dan kontribusinya untuk menjamin pemenuhan dan kestabilan pasokan listrik di Indonesia.

Hasil survei itu juga menunjukkan bahwa masyarakat mendukung PLTN karena jenis pembangkit tersebut dapat menghasilkan daya listrik yang besar, sehingga lebih menjamin keamanan pasokan dan dapat memenuhi kebutuhan listrik secara nasional.

Selain itu, harga listrik yang lebih murah menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih untuk menerima PLTN.

Survey ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang tidak setuju dengan pembangunan PLTN di Indonesia beralasan karena kemungkinan kecelakaan PLTN dan kebocoran radiasi yang bisa terjadi.

Faktor pertimbangan lainnya adalah PLTN akan menghasilkan limbah radioaktif yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.

Hasil survei Sigma juga menunjukkan masyarakat di luar Pulau Jawa lebih menginginkan kehadiran PLTN sebesar 79,4% dibandingkan dengan di Pulau Jawa sebesar 72,0%. Sementara masyarakat di kota yang menginginkan PLTN 78,3% dibandingkan dengan penduduk pedesaan 72,3%.

“Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia menyadari potensi pemanfaatan energi nuklir dan kontribusinya untuk menjamin pemenuhan dan kestabilan pasokan listrik di Indonesia,” tandas Djarot, Senin.(RA)