SIAPA sangka sebuah desa terisolir ditengah pegunungan bisa dialiri listrik. Ini yang kini dirasakan oleh sedikitnya 75 rumah yang dihuni 338 warga yang hidup di desa Kasepuhan Ciptagelar, Gunung Halimun Salak, Sukabumi. Jawa Barat.

Puluhan tahun hidup dalam kegelapan di malam hari kini sudah usai. Warga Ciptagelar kini bisa menikmati aliran listrik untuk memenuhi kebutuhan berkat terbangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) berkapasitas 40 KW melalui program Micro Hydro for Indonesia yang didukung Yayasan Adaro Bangun Negeri yang berada di bawah naungan Adaro Group .

Gamma Abdurrahman Thohir, sang perintis pembangunan proyek PLTMH mengatakan proyek PLTMH bertujuan untuk meningkatkan akses kelistrikan dan mengurangi kesenjangan listrik antara pusat kota dengan pedesaan.

“Dengan masuknya listrik, diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Ciptagelar,” kata Gamma di Jakarta, Kamis (5/10).

Keberhasilan proyek PLTMH bisa menjadi pelecut semangat untuk ikut mendorong pemerintah dan banyak pelaku usaha lainnya untuk lebih aktif dalam mengembangkan energi terbarukan di Indonesia.

“Seperti yang kita lihat di Indonesia sendiri masih banyak desa-desa yang belum menikmati aliran listrik. Padahal potensi listrik dari energi terbarukan di Indonesia sangat besar sedangkan pemanfaatannya masih rendah,” ungkap Gamma.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi energi baru terbarukan (EBT) terbesar di dunia. Berdasarkan riset Statistical Review of World Energy 2017 dari British Petroleum, konsumsi EBT di Indonesia pada 2016 lalu tumbuh 7,1% atau tertinggi dalam 10 tahun terakhir dengan rata-rata 4,7%. Namun, porsi EBT dalam konsumsi energi baru mencapai 1%.

Untuk sektor energi air (hidro energi), Indonesia diperkirakan memiliki potensi energi air terbarukan sebesar 75.684 megawatt (MW) atau setara 6,3 miliar ton minyak. Namun pemanfaatannya baru mencapai 3,3 juta ton minyak.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengapresiasi proyek yang digagas oleh generasi muda. Dengan kontribusi nyata generasi muda diyakini aliran listrik bagi masyarakat akan segera bisa merata di Indonesia. Apalagi dengan kreativitas yang dimiliki para pemuda, berbagai persoalan yang ada di lapangan pasti bisa ditemukan solusinya.

“Tantangan utama dalam mengembangkan energi terbarukan adalah persoalan teknis, dan anak-anak muda yang penuh dengan kreativitas pasti bisa menciptakan solusinya,” kata Arcandra.(RI)