JAKARTA – PT PLN (Persero) menargetkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dengan kapasitas total 73,6 megawatt di Sumatera akan beroperasi pada 2018. Saat ini, komposisi energi mix pada sistem kelistrikan Sumatera, yakni gas 35,7%, batu bara 32,6%, PLTA 16%, panas bumi 2,7 % dan BBM 13%.

Amir Rosidin, Direktur Bisnis PLN Regional Sumatera, mengatakan saat ini beban listrik di Sumatera sekitar 5.250 MW. “Kami berharap dalam dua tahun sudah berjalan dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat,” ujar Amir, Senin (30/5).

PLN telah menandatangani perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) pembangkit EBT sebesar 73,6 MW dan kontrak pembelian excess power sebesar 42 MW dengan pengembang pembangkit EBT. PLN juga menandatanganani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) pengembangan pembangkit EBT sebesar 14,7 MW.

Perusahaan pelat merah tersebut mencatat hingga Mei 2016, pembangkit listrik mini hydro (PLTMH)  yang berkapasitas  kurang dari 10 MW dan sudah beroperasi di wilayah Sumatera sebesar 115 MW. Pembangkit tersebut tersebar di 31 lokasi.

“Pembangkit minihydro berkapasitas 130 MW tersebar pada 18 lokasi, memasuki fase konstruksi,” ungkap Amin.

Adapun rincian lokasi- lokasi pembangkit EBT dan excess power yang PPA-nya di tandatangani tersebut antara lain:

  • Provinsi Sumatera Utara: Pembangkit Mini Hidro dengan pengembang PT. Bakara Energi Lestari sebesar 10 MW terletak di desa Siunong-Unong Humbang Hasundutan. Selain itu, pembangkit listrik tenaga biogass sebesar 1 MW dengan pengembang PT Siringo-ringo terletak di Desa Sidomulyo, Labuhan Batu.
  • Provinsi Riau: Pembangkit Biomass sebesar 15 MW dengan pengembang PT Riau Prima Energi berlokasi di Pangkalan Kerinci. Pembangkit berbahan bakar biogas sebesar 1 MW juga akan dibangun di Pasir oleh pengembang PT Permata Hijau Sawit. Selain itu, ada juga PLTMG (excess power) sebesar 25 MW di Pelalawan dengan pengembang PT Langgam Power.
  • Provinsi Sumatera Barat: PLTM 13,4 MW akan dibangun di Desa Pelangai Gadang, Pesisir Selatan oleh pengembang PT Dempo Sumber Energi.
  • Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu: PLTMH dengan total daya sebesar 21,2 MW akan dibangun tersebar di Kota Agung Lahat, Banding Agung-OKU Selatan, Muara Kisam-OKU Selatan, Padang Guci Hulu-Seluma, Kepahiang, Rejang Lebong dan Bengkulu Utara yang akan dibangun oleh pengembang PT Green Lahat, PT Nusantara Indah Energindo, PT Midigio, PT Sahung Brantas Energy, PT Malaka Guna Energi, PT Tropisindo Sumber Energi dan PT Klaai Dendan Lestari.
  • Provinsi Bangka Belitung : Pembangkit Biomass dan Biogas dengan total daya sebesar 14 MW akan tersebar di desa Cengkong Abang sebesar 2 MW yang dikembangkan PT Bangka Biogas Sinergy, di Desa Mempaya Bangka sebesar 7 MW dikembangkan oleh Belitung Energy dan di Desa Tempilang Belitung sebesar 5 MW dikembangkan oleh Listrindo Kencana.
  • Provinsi Lampung : PLTM yang dikembangkan PT Uway Energy Perdana sebesar 7 MW akan dibangun di Desa Kemu, Kab Way Kanan. Selain itu, pembangkit biomass juga akan dibangun sebesar 3 MW di desa Gunung Batin Lampung Tengah oleh PT Gunung Madu Plantations.

Excess Power PLTU sebesar 17 MW dari PLTU Pelabuhan Tarahan sebesar 10 MW dan PLTU PT Budi Starch & Sweetener Tbk sebesar 7 MW juga akan menambah daya di Lampung.

  • Nangroe Aceh Darussalam: di Pulau Simuleu Aceh akan dikembangkan pembangkit dengan bahan bakar CPO sebesar 5 MW.(RA)