JAKARTA – Pemerintah segera menyiapkan skenario untuk mendukung pemgembangan energi yang bersih. Selain mendorong porsi penggunaan gas dan energi baru terbarukan, pembangkit listrik tenaga batu bara juga akan dibatasi.

“Tadi kita sampaikan bahwa coal akan kita dorong supaya ultrasuper critical technology yang diterapkan. Jawa yang mungkin coal power plan akan dibatasi. Secara keseluruhan nasional maksimal 50% dari power plan akan disupply dari coal. Selebihnya gas, jadi kurang lebih maksimal 50% coal, 25% gas, sisanya renewable,” kata Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) usai peluncuran World Energy Outlook 2016 di Jakarta, Selasa (19/7).

Menurut Sudirman,  pemerintah yakin energi bersih segera dilirik oleh para investor, meskipun membutuhkan modal yang besar.

“Tugas negara menjaga keseimbangan semuanya. Tentu investasi mesti didorong meski ukuran investasi adalah return tapi pada akhirnya pelaku usaha akan bicara soal sustainability dan itu agenda dari semua orang,” ungkap dia.

Indonesia, kata Sudirman saat ini sudah berada dijalur yang tepat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penyusunan kebijakan yang bermuara pada penggunaan energi bersih.

“Saya kira kalau baca policy-nya, baca UU Energi, baca kebijakan energi nasional, sebentar lagi akan keluar RUEN, itu pesannya kesana. Dan kita tidak melihat respon yang negatif, karena saya yakin setiap usaha itu akan membutuhkan keberlangsungan,” papar dia.

Selain kebijakan di dalam negeri, peran Indonesia dalam berbagai forum energi internasional juga dinilai sebagai langkah positif untuk menggaungkan pemanfaatan energi bersih.

Menurut Sudirman, dengan membiasakan diri di dalam suasana global, Indonesia bisa ikut merasakan perkembangan dan makin terbuka aksesnya ke komunitas-komunitas internasional. Hal itu membuat  akurasi policy akan semakin baik. ”Jadi kita jangan hanya berada dalam sangkar, tapi tidak memperhatikan global tren,” tandas dia.(RI)