JAKARTA – Pemerintah melalui Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah merealisasikan program terobosan sebagai upaya menerangi masyarakat yang belum mendapatkan akses listrik. Program tersebut dijalankan, khususnya pada desa-desa yang berada di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, daerah terisolir, pulau terdepan atau jauh dari jangkauan PT PLN (Persero), dengan pemasangan lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) pada 172.996 kepala keluarga (KK) di 16 provinsi sepanjang 2018.

Rida Mulyana, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, mengatakan jumlah realisasi 2018 tersebut melebihi target awal sebanyak 175.782 KK. Apabila ditambahkan dengan 79.556 KK yang didistribusikan pada 2017, LTSHE telah melistriki total sebanyak 2.828 desa

“Rencana 2019, sebanyak 98.481 KK,” kata Rida di Jakarta, belum lama ini.

Menurut Rida, lebih dari 90% anggaran yang dimiliki oleh Ditjen EBTKE pada 2018 digunakan untuk kepentingan masyarakat, yakni untuk pembangunan infrastruktur energi baru terbarukan (EBT). Pada 2018 anggaran yang dikelola sebesar Rp1,72 triliun, dimana 95% ditujukan untuk rakyat, dalam bentuk LTSHE, penyediaan listrik off grid di daerah yang masih terisolasi, ada juga pembangunan Penerangan Jalan Umum (PJU) yang berbasis tenaga surya, dan pemanfaatan bioenergi.

Perry Burhan, Direktur Akamigas, mengungkapkan sejak 2017 hingga 2018 program LTSHE sudah dipasang untuk 252.552 KK.

“Program ini menjadi salah satu instrumen untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat mendapatkan akses energi sebagai upaya mewujudkan energi berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” tandas Perry.(RI)