JAKARTA – Pasokan minyak yang akan berkurang signifikan menyusulkan kesepakatan pemangkasan produksi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) maupun negara-negara non-OPEC mendorong penguatan harga minyak.

Patokan Amerika Serikat, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, meningkat US$1,33 menjadi US$52,83 per barel di New York Mercantile Exchange pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Di London ICE Futures Exchange, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, juga naik US$1,36 menjadi US$55,69 per barel.

Produsen-produsen minyak non-OPEC, dipimpin oleh Rusia, sepakat pada Sabtu untuk mengurangi produksi minyak mentah sebesar 558 ribu barel per hari (bph), dari target 600 ribu barel per hari. 

Dengan demikian, produsen-produsen minyak OPEC dan non-OPEC telah sepakat untuk mengekang produksi minyak mereka.  Ini pertama kalinya sejak 2001, OPEC dan beberapa pesaingnya mencapai kesepakatan untuk bersama-sama mengurangi produksi guna mengatasi banjir minyak global.

Pengurangan pasokan minyak mentah mulai tahun depan diperkirakan akan mendorong harga minyak bergerak ke level US$57 per barel.
Ada kejutan khusus, karena Arab Saudi, produsen minyak nomor satu di dunia, mengatakan akan memangkas produksinya bahkan lebih besar dari yang telah diusulkan pada pertemuan OPEC selama minggu lalu.
“Kesepakatan OPEC menunjukkan cukup jelas pemangkasan tiga persen (produksi). Ini menunjukkan ada sedikit lebih kenaikan untuk harga minyak,” kata Neil Williams, kepala ekonom di fund manager Hermes.(AT/ANT)