JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) bersama ENI dan PT Chevron Pacific Indonesia diminta duduk bersama membahas penggunaan fasilitas Floating Production Unit (FPU) Jangkrik untuk mempercepat pengembangan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) atau proyek laut dalam Lapangan Gendalo dan Gehem.

“Sebagai follow up, saya minta SKK Migas diskusi lagi bersama Chevron dan ENI,” kata Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat bertemu petinggi Chevron pada kunjungan kerja tiga hari hingga Rabu (26/7) ke Amerika Serikat.

Pertemuan Menteri ESDM dengan petinggi Chevron, di antaranya, Jeff Shellebarger, President Chevron North America Exploration and Production serta Mary Boroughs, President Chevron Environmental Management Company membahas perkembangan proyek IDD dan kerja sama penggunaan fasilitas FPU Jangkrik dengan ENI.

“Chevron menyatakan bila produksi ENI Merakes juga masuk ke Jangkrik, maka pada 2029 FPU Jangkrik akan full dan tidak dapat menampung gas dari Gendalo-Gehem,” ungkap Jonan dalam keterangan tertulisnya.

Padahal Lapangan Gehem akan menghasilkan gas 420 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan Gendalo 700 MMSCFD. Selain gas, kondensat yang dihasilkan Gendalo-Gehem mencapai 50 ribu barel per hari.

Disisi lain, kapasitas produksi FPU Jangkrik relatif terbatas dan maksimal saat ini hanya sebesar 600 MMSCFD dan diharapkan bisa meningkat hingga 800 MMSCFD.

Pertemuan Jonan dengan Chevron juga membahas upaya Chevron yang tengah mengembangkan sumber daya nonkonvensional ini di wilayah Marcellus Shale, Delaware Basin, dan Permian.(RI)