JAKARTA- PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi dan midstream bisnis gas, mencatatkan penurunan kinerja finansial sepanjang 2016 dibandingkan 2015. Sepanjang tahun lalu, PHE membukukan pendapatan sebesar US$ 1,53 miliar, turun dibandingkan periode sama 2015 sebesar US$ 1,78 miliar. Laba bersih perseroan juga turun dari US$ 204 juta pada 2015 menjadi US$ 191 juta pada 2016. EBITDA margin sepanjang 2016 tercatat 57,1%.

Penurunan pendapatan dan laba bersih dipicu oleh penurunan harga minyak dan gas. Harga minyak yang jadi parameter sebesar US$ 36,95 per barel sedangkan pada 2015 sebesar US$ 49,7 per barel. Sementara itu, harga gas tahun lalu tercatat US$ 5,02 per juta kaki kubik (mscf) sedangkan pada 2015 sebesar US$ 5,92 per mscf.

“Keberhasilan ini merupakan hasil dari empat etos kerja insan PHE dan AP PHE yang sering ditekankan, yakni, Be Professional, Doing The Best, Team Work dan Integrity,” ujarnya,” ujar Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Gunung Sardjono Hadi dalam siaran pers yang diterima Dunia-Energi di Jakarta, Rabu (1/3).

Pada 2016, PHE mencatatkan produksi melwati target sebear 101,4%. Produksi minyak PHE mencapai 62.588 BOPD dan capaian produksi gas PHE sebesar 722 MMSCFD atau setara dengan 187 MBOEPD. Capaian produksi PHE ini meningkat dari target dan meningkat dari produksi 2015 sebesar 183 MBOEPD.

Selain capaian produksi migas, menurut Gunung, PHE juga menambah jumlah cadangan migas (2C). Dalam lima tahun terakhir sejak 2011, Direktorat Eksplorasi PHE berhasil meningkatkan temuan cadangan (2C) dari semula 31 MMBOE menjadi 137,91 MMBOE atau rata-rata meningkat 35% setiap tahunnya.

Realisasi temuan cadangan Eksplorasi hingga Desember 2016 adalah sebesar 137,91 MMBOE, melebihi target tahun 2016 sebesar 75.58 MMBOE, atau 182%. Temuan Cadangan 2C tersebut antara lain diperoleh dari hasil Pengeboran Sumur Eksplorasi Karang Mudi-1 (JOB PPEJ) sebesar 1.01 MMBOE, kemudian hasil Study GGR sebesar 134.46 MMBOE, dan dari production tail sebesar 2.44 MMBOE.

“Dengan jiwa nasionalisme yang tinggi, PHE berupaya menghasilkan produksi migas sehingga berkontribusi membesarkan bangsa dan mendukung ketahanan energi nasional. Saya harap semangat ini terus dilakukan pada kinerja 2017 agar lebih maju lagi dan mencapai hasil lebih signifikan,” ujarnya.

Tidak hanya capaian produksi dan penambahan cadangan, sejumlah penghargaan bergengsipun diraih pada 2016. PHE berhasil memboyong dua penghargaan PROPER Emas melalui dua AP PHE, yaitu PHE West Madura Offshore (WMO) dan JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang.

Di lingkungan Pertamina, PHE meraih Best of The Best pada ajang Annual Pertamina Subsidiary Award (APSA) Tahun 2016. Selain itu, 4 (empat) AP PHE juga berhasil meraih Patra Adikriya Bhumi.

Tak hanya penghargaan nasional, penghargaan internasional juga diraih melalui Continuous Improvement Program. Di event ICQCC Bangkok PHE mendapatkan Gold Medal sedangkan di APQO New Zealand PHE meraih 3 stars atau kategori “tertinggi”.

“Kami juga telah melakukan Self Assesment atas Penerapan Good Corporate Government (GCG)untuk Tahun Buku 2016 oleh pihak independen yaitu Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan hasil 83,44 atau kategori BAIK,” ujar Gunung.

PHE saat ini memiliki sejumlah 57 anak perusahaan dengan 52 wilayah kerja aktif yang bergerak di bidang usaha minyak, gas, dan gas metana batubara (CBM). Selain itu juga memiliki saham pada delapan perusahaan patungan, dua buah perusahaan afiliasi yang bergerak di bidang upstream dan midstream migas. (DR)