JAKARTA– Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Kamis (Jumat pagi WIB) ditopang pelemahan dolar AS meski data inflasi konsumen AS lebih kuat dari perkiraan. Laporan yang dilansir Xinhua menyebutkan, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember 2017, naik US$1,3 atau 0,1% menjadi menetap di US$1.329,3 per ounce.

Menurut data resmi yang dirilis pada Kamis (14/9), Indeks Harga Konsumen AS untuk Semua Konsumen Perkotaan (CPI-U) naik 0,4% pada Agustus disesuaikan secara musiman, kenaikan terbesar tahun ini. Pada basis 12-bulan, indeks semua item naik 1,9%.

Namun, beberapa analis yakin inflasi konsumen masih di bawah target dua persen yang ditetapkan oleh Federal Reserve, dan ini mungkin menghalangi rencananya untuk meningkatkan suku bunga utama berikutnya.

Indeks Dolar AS, sebuah ukuran mata uang dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, turun 0,32% menjadi 92,11 pada pukul 18.01 GMT.

Saat dolar AS turun, emas berjangka akan naik karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih murah bagi para investor.

Namun, kenaikan emas dibatasi oleh pasar saham yang terus menguat. Dow Jones Industrial Average naik 41,04 poin atau 0,19 persen menjadi 22.199,22 poin pada pukul 18.11 GMT.
Sementara itu, untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember 2017 turun US$7,8 atau 0,44%, menjadi ditutup pada US$17.789 per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober turun US$2,3 atau 0,23%, menjadi menetap di US$980,9 per ounce. (dr)