JAKARTA – Pelaku usaha yang tergabung dalam Forum Industri Pengguna Gas Bumi Indonesia masih mengeluhkan tingginya harga gas, sehingga menyulitkan untuk berkompetisi. Padahal, gas berkontribusi 40%-50% terhadap total biaya produksi.

“Selama ini yang disalahkan kondisi pasar global yang sedang lemah, padahal aturan yang ada tidak benar sehingga menyebabkan ongkos produksi melonjak” kata Achmad Safiun, Ketua Forum Industri Pengguna Gas Bumi.

Data Forum Industri Pengguna Gas menyebutkan, harga gas bumi untuk industri di Malaysia sebesar US$3,69 per MMBTU dan US$3,94 per MMBTU di Singapura. Sementara itu, di Indonesia harga gas bumi untuk industri mencapai US$8,29 per MMBTU di Jawa Timur, dan  sekitar US$7 per MMBTU di Jawa Barat.

Menurut Safiun, adanya perbedaan harga di daerah juga menunjukkan indikasi adanya sesuatu yang tidak berjalan dengan aturan yang sebenarnya sudah ditetapkan.  Dengan kondisi seperti itu, dugaan adanya oknum yang bermain di industri gas semakin menguat.

Dia mengakui untuk menentukan aturan tentang energi di Indonesia memang sulit, karena selama ini energi menjadi andalan penerimaan negara. “Padahal sekarang penerimaan terbesar adalah dari pajak,” tandas Safiun.(RI)