BATAM- PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) membuktikan keandalannya dengan memulai langkah go internasional. Anak Usaha PT Pertamina (Persero) itu akan segera mengoperasikan rig untuk operasi pemboran di Aljazair. Rig senilai US$26,6 juta tersebut diproduksi di Yard PT. Citra Tubindo Engineering (CTE). Pembangunan rig di dalam negeri ini merupakan bentuk nyata kontribusi Pertamina dalam membangun kapabilitas industri migas nasional.

Rig baru itu diberi nama rig baru yang diberi nama ‘PDSI#43.3/AB1500-E’. Upacara penamaannya dilakukan di Batam kemarin dan dihadiriDirektur Hulu Pertamina Muhamad Husen, Direktur Utama PDSI Farid Rudiono, dan Presiden Direktur CTE Kris Taenar Wiluan di yard CTE

‘PDSI#43.3/AB1500-E’, merupakan rig ketiga PDSI yang dibuat CTE. Sebelum telah 2 rig sejenis yang saat ini sedang dioperasikan di Blok Cepu. Untuk rig ketiga iniakan dioperasikan PDSI di Blok 405a di Aljazair, dimana Pertamina menjadi operator di Blok tersebut.

“Kami sangat bangga menggunakan hasil produk dalam negeri, apalagi selain biaya yang efisien, kinerjanya juga sangat memuaskan sebagaimana telah ditunjukkan di Blok Cepu.” kata Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen Husen. “ Ini menjadi modal besar Pertamina membawa rig hasil produk dalam negeri untuk dioperasikan di Aljazair,” kata Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen Husen.

Rig ‘PDSI#43.3/AB1500-E’ mulai dikerjakan pada kuartal 1 2014 dengan biaya kontrak sekitar US$26,6 juta. Saat ini, rig yang spesifikasinya telah disesuaikan dengan kondisi alam lapangan migas di Aljazair tersebut telah mencapai kemajuan sekitar 90% dan diperkirakan tuntas pada Oktober 2014. Rig berkapasitas 1500 hp tersebut, pembangunan struktur, instalasi, integrasi dan commissioning-nya, seluruhnya dikerjakan tangan – tangan terampil anak Bangsa Indonesia yang tergabung dalam PT. Citra Tubindo Engineering, Batam.
Direktur Utama PDSI Farid Rudiono mengatakan setelah rig ‘PDSI#43.3/AB1500-E’ tuntas Oktober, akan dikapalkan pada November 2014 sehingga Januari 2015 siap dioperasikan di Blok 405a Aljazair. Menurut dia, Aljazair merupakan tantangan baru bagi PDSI karena lingkungannya yang ekstrem, seperti daerahnya di padang pasir, debu yang tebal, dan suhu yang mencapai 50 derajad Celcius.

” Kami yakin, dengan bekal pengalaman panjang sebelumnya, PDSI akan mampu menunjukkan kinerja yang baik di Aljazair,” ujar Farid.