BBM bersubsidi

Konsumsi BBM bersubsidi.

JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dewi Aryani menyangkal pemborosan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) telah mengakibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) defisit.

Menurutnya, APBN defisit akibat kecerobohan pemerintah. “Rakyat disalahkan atas kecerobohan yang dilakukan pemerintah. Ini tidak fair,”  tegasnya dalam Diskusi Publik “Solusi Tepat Subsidi BBM” di Jakarta, Rabu, 19 Desember 2012.

Ia menambahkan, mestinya pemerintah melakukan dulu berbagai perbaikan, terobosan, dan penghematan, sebelum mengambil sikap terakhir berupa pemangkasan subsidi BBM dan menaikkan harga BBM yang justru akan merugikan rakyat.

Dewi pun menandaskan, pemerintah seharusnya menempatkan sektor energi sebagai the leading sector untuk mengarahkan berbagai kebijakan yang lainnya. Selain itu, dirinya juga membeberkan beberapa fakta yang harus diperhatikan pemerintah, di antaranya rendahnya kinerja aparat birokrasi dan inefisiensi belanja modal.

Pemerintah melakukan penambahan kuota BBM bersubsidi dari 40 juta Kiloliter (KL) menjadi 44 juta KL pada Oktober 2012. Akhir tahun ini, pemerintah kembali meminta penambahan kuota BBM 1,2 juta KL, hingga total volume BBM bersubsidi mencapai 45,2 juta KL.

Angka 45,2 juta KL itu terdiri dari 28,23 juta KL premium, 1,2 juta KL minyak tanah, dan 15,73 juta KL solar. Peningkatan konsumsi premiun dari 75.000 KL per hari menjadi 79.000 KL per hari. Sementara peningkatan konsumsi solar dari 40.000 KL per hari menjadi 44.000 KL per hari.

(CR – 1 / duniaenergi@yahoo.co.id)