JAKARTA – Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 di Cibatu Baru, Jawa Barat terancam mundur karena belum adanya kesepakatan antara PT PLN (Persero) dengan konsorium pemenang tender yang terdiri dari PT Pertamina (Persero)-Marubeni-Sojitz.
Supangkat Iwan Santoso, Direktur Pengadaan PLN, menyatakan terdapat proses sebelum penandatanganan kesepakatan jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) yang masih harus dikaji kembali.

“Saat ini Pertamina sudah dinyatakan sebagai first rank bidder. Artinya yang melakukan penawaran dengan peringkat harga termurah, tapi ada proses lagi sebelum PPA. Ada klarifikasi,” kata Iwan saat ditemui seusai menggelar rapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (24/1).

Salah satu ketidakjelasan dalam kesepakatan PPA PLTGU Jawa 1 adalah terkait alokasi gas yang dibutuhkan dalam proyek ini. PLN menghendaki penyediaan kapasitas gas (availability factor/AF) yang harus disediakan konsorsium adalah sebesar 60 persen.
Padahal pada perhitungan Pertamina mereka bisa memasok 85 persen dari kebutuhan gas. Keputusan ini diproyeksikan membuat harga jual listrik turun dari US$ 5,5 sen kilowatt per jam (kWh) menjadi US$ 5,2 sen per kWh. Sehingga, proyeksi penerimaan konsorsium berkurang sekitar US$ 170 juta.

Namun PLN yang menghendaki pasokan berasal perusahaan listrik negara itu justru belum bisa memberikan bukti perjanjian jual-beli gas (PJBG) dengan pemasok. Padahal Pertamina sebagai leader dalam konsorsium dipastikan akan kesulitan untuk bisa mengajukan pinjaman dana kepada lembaga pinjaman diantaranya Mizuho corporation, Japan Bank for International Cooperation, Asian Development Bank, serta Nippon Export Investment Insurance.
Menurut Iwan, hal yang belum disepakati antara PLN dan pihak konsorsium adalah terkait perhitungan investasi yang berubah. Perbedaan terjadi pada nilai investasi yang diajukan konsorsium dan spread sheet PPA dari PLN .

“Yang jadi masalah adalah konsorsium ada perbedaan dengan hitungan itu. antara perhitungan mereka dengan spread sheet, Kami minta model perhitungan untuk dibahas kembali.” tandasnya.

PLTGU Jawa 1 merupakan proyek listrik gas terbesar yang termasuk dalam program pembangkit 35 ribu MW dengan kapasitas 2×800 MW. Kebutuhan gas mencapai 250 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) dengan masa operasi selama 25 tahun.(RI)