JAKARTA – Pemerintah menargetkan penyelesaian perundingan perpanjangan kontrak dengan PT Freeport Indonesia bisa tuntas pada akhir September 2018, sehingga PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum bisa langsung menentukan strategi operasi Freeport ke depan.

Irwandi Arif, Ketua Indonesian Mining Institute, mengatakan setelah menguasai sebagian besar saham Freeport Indonesia, Inalum harus bisa memastikan kegiatan operasional berjalan dengan baik, sehingga tidak memberikan dampak terhadap cash flow perusahaan.

Inalum juga harus meningkatkan eksplorasi untuk menambah cadangan mineral. Hal ini untuk menjaga tingkat produksi mineral tembagaā€ˇ.

“Akuisisi ini memberikan nilai tambah ke Inalum, khususnya ke negara. Ini harus dilakukan hati-hati, sinergi optimasi semua proses pertambangan. Perusahaan tambang nyawanya cadangan, jadi harus diikuti dengan eksplorasi,” kata Irwandi di Jakarta, Senin (17/9).

Kegiatan operasi Freeport Indonesia dipastikan akan lebih kompleks, dengan fokus utama kegiatan pertambangan di tambang bawah tanah. Untuk itu kinerja operasional juga manajemen harus lebih solid.

Budaya kinerja dan serta profesionalitas harus dijaga agar tingkat produksi mineral tembaga yang diproduksi dari tambang tetap atau bahkan meningkat.

“Saya pikir harus dijaga, apalagi masuk bawah tanah. Perencanaan produksi harus dihormati,” kata Irwandi.

Menurut Irwandi, saat ini Freeport Indonesia memiliki empat lini pabrik pengolahan dengan total kapasitas mencapai 240 ribu ton ore per hari. Namun rata-rata produksi per hari sejak 1997 – 2017 adalah 193 ribu ton. Ini yang harus dijaga produksinya, bahkan ditingkatkan sesuai dengan kapasitas produksi yang ada.

Berdasarkan kajian IMI, total cadangan mineral yang ada di wilayah Freeport Indonesia saat ini tercatat sebesar 1.956.049.000 ton dengan kadar emas sebesar 0,83 gram per ton, lalu perak 4,46% dan tembaga sebesar 1,05 %

Menurut Irwandi, emas masih menjadi komoditas paling berharga dan penopang utama bisnis Freeport. Siklus harga emas memiliki delta yang paling stabil.

Perkiraan dalam lima tahun depan harga emas depan US$1.300 per tray ounce dibanding saat ini US$1.200 per tray ounce. Apalagi untuk jangka pendek, kebutuhan masih bagus , terutama fabrikasi perhiasan dan industry.

Irwandi menegaskan akuisisi Freeport Indonesia harus menciptakan nilai tambah, peningkatan proses pertambangan yang berkelanjutan, integrasi untuk pengembangan dan antisipasi ke depan industri pertambangan.

Jika mau cash flow tidak terganggu seperti yang ditargetkan oleh Inalum ada aspek harus diperhatikan, seperti penurunan kadar dan produksi jangan turun dan juga lingkungan. Kedua mengenai transfer teknologi. “Satu saja lalai akan berantakan,” kata Irwandi.(RI)