JAKARTA – Rangkaian gempa bumi dengan kekuatan besar yang kembali terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu malam (19/8) turut berdampak pada sistem jaringan listrik. PT PLN (Persero) mengakui fasilitas infrastruktur jaringan listrik Lombok terganggu akibat rentetan gempa hingga mengakibatkan listrik padam.

Sofyan Basir, Direktur Utama PLN, mengatakan sistem kelistrikan di Lombok sudah berangsur pulih pasca gempa yang kembali terjadi pada Minggu malam.

“Kami sudah ada disana, sudah terang lagi sebagian, tinggal 50 lokasi. Ya 70% lah,” kata Sofyan di kantor pusat PLN Jakarta, Senin (20/8).

Djoko Rahardjo Abu Manan, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN, mengungkapkan pemulihan listrik di wilayah terdampak gempa langsung dilakukan sejak listrik padam. Sistem Lombok mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Pada saat gempa pembangkit mengalami gangguan. Setelah gempa reda, PLN kembali mengaktifkan pembangkit. Namun untuk bisa kembali memproduksi listrik pembangkit butuh waktu.

“Pagi tadi, kami bangun lagi, PLTU Jiranjang. Kami punya pembangkit 3×15 megawatt (MW). Itu kan butuh waktu 8 jam, setelah dicek, bakar batu bara lagi, sore nanti baru masuk. Kami juga punya PLTD di Bringkabaya, ini sudah masuk. Jadi sistem di mataram sudah pulih,” ungkap Djoko.

Untuk wilayah Lombok timur, tantangan PLN lebih besar lantaran dekat pusat gempa, sehingga bangunan operasional juga terdampak hingga menyebabkan karyawan harus dievakuasi.

“Sistem timur belum (pulih). PLTU 2 x 25 belum masuk. Sistemnya rontok, pegawai lari semua. Petugas kelistrikan, dia menyelamatkan diri dulu, itu deket pusat gempa,” kata Djoko.

Dia menambahkan, akibat gempa terakhir ada delapan gardu induk di Lombok yang langsung terdampak dan sempat berhenti mengalirkan listrik. Upaya recovery langsung dilakukan sehingga aliran listrik berangsur bisa pulih.

Selain mengembalikan operasi pembangkit listrik agar berada dikondisi normal, kini PLN juga fokus dalam mengembalikan kehandalan jaringan distribusi yang paling terdampak.

“Delapan Gardu Induk 150 KV sudah masuk, tapi pemulihan bertahap. Sistem mulai recovery. Dampak di masyarakat yang kami lihat, satu pekan kemarin kami memberikan layanan ke masyarakat. Rumah di Tanjung kan runtuh semua, kami amankan jaringan listriknya dulu,” tandas Djoko.(RI)